BSD memacu properti komersial



JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk, pengembang kawasan BSD City, mengerem target penjualan proyek perumahan (residensial). Lihat saja, perusahaan di bawah Sinarmas Land Limited itu menurunkan target nilai pendapatan pra penjualan (marketing sales) di segmen residensial.

Tahun ini, perusahaan tersebut memasang target nilai marketing sales residensial Rp 3,53 triliun. Nilai itu turun sekitar 12,41% ketimbang marketing sales tahun lalu yang senilai Rp 4,03 triliun.

Risiko kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), The Fed menjadi pertimbangan Bumi Serpong. Kenaikan suku bunga Negeri Uwak Sam berpotensi menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan mengerek suku bunga domestik. "Sehingga kami menerapkan kehati-hatian dan mematok target yang bisa dicapai," terang Hermawan Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk, Selasa (21/2).


Sebagai penambalnya, Bumi Serpong akan menggenjot marketing sales proyek komersial. Tahun ini, targetnya naik 68,67% menjadi Rp 2,8 triliun, sementara realisasi tahun lalu senilai Rp 1,66 triliun.

Target marketing sales dari penjualan lahan juga dikerek. Bumi Serpong menetapkan target Rp 840 miliar, naik 50% ketimbang realisasi marketing sales tahun lalu yang sebesar Rp 560 miliar.

Adapun total target marketing sales Bumi Serpong sepanjang tahun 2017 mencapai Rp 7,22 triliun. Target tersebut 15,52% di atas realisasi tahun 2016 sebesar Rp 6,25 triliun.

Realisasi marketing sales Bumi Serpong tahun lalu meleset dari target awal Rp 6,9 triliun. Perusahan yang tercatat dengan kode saham BSDE di Bursa Efek Indonesia tersebut mengakui, tahun 2016 adalah tahun yang menantang bagi perusahaan properti.

Nah, untuk menjaga target marketing sales tahun ini, Bumi Serpong akan memacu penjualan proyek baru. Sebut saja kondominium The Elements di Kuningan Jakarta. Selain menjual, perusahaan ini akan menyewakan properti tersebut.

Ada pula mixed use Southgate Residence TB Simatupang di Jakarta Selatan. Proyek seluas 5,4 hektare (ha) itu bakal terdiri dari dua menara apartemen, perkantoran dan Aeon Mall.

Bumi Serpong juga akan menjajakan apartemen Klaska Residence Surabaya. Proyek itu akan terdiri dari enam menara apartemen.

Semua ekspansi bisnis tahun ini memanfaatkan alokasi dana belanja modal Rp 3 triliun-Rp 4 triliun. Sumber utama dana berasal dari kas dan hasil penjualan proyek. Jika masih kurang, Bumi Serpong akan memanfaatkan fasilitas kredit senilai Rp 2 triliun dari Bank Mandiri.

Hingga akhir tahun ini, Bumi Serpong berharap membukukan pendapatan Rp 6,2 triliun-Rp 6,5 triiliun. Sementara target laba bersihnya Rp 1,6 triliun. "Tahun ini, kami menargetkan pendapatan naik 10%-15%," ujar Hermawan.

Lahan industri

Sementara sister company Bumi Serpong, PT Puradelta Lestari Tbk, menargetkan perolehan marketing sales senilai Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Target tersebut setara Rp 400 miliar lebih besar ketimbang realisasi tahun lalu yakni Rp 1,1 triliun.

Untuk mengejar marketing sales, Puradelta atau yang tercatat dengan kode saham DMAS, akan memacu penjualan lahan industri seluas 60 ha. Sebagai perbandingan, tahun lalu, realisasi penjualan lahan industri sekitar 52,9 ha.

Sepanjang kuartal I-2017, Puradelta optimistis mengantongi penjualan lahan 20 ha-30 ha. "Kami tengah menuntaskan dengan perusahaan farmasi untuk proses penjualan lahan," ungkap Dhony Rahajoe, Managing Director Sinarmas Land Limited.

Wahyu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini