BSDE perbesar pendapatan berulang



JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) makin ekspansif. Selain mengerek penjualan proyek, anak usaha Grup Sinarmas ini pun makin rajin menambah pundi-pundi dari pendapatan berulang (recuring income).Untuk itulah, BSDE getol mencaplok lahan atau properti yang sudah beroperasi. Yang teranyar, perusahaan membeli Epicentrum Walk (Epiwalk), aset milik PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) yang berlokasi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Transaksi ini terjadi pada kuartal I-2014. Perusahaan merogoh kocek senilai Rp 297 miliar untuk membeli mal seluas 14.850 meter persegi itu. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BSDE, Hermawan Wijaya menyatakan, strategi itu merupakan upaya perusahaan untuk menambah pendapatan berulang. Epiwalk diperkirakan bisa menambah pemasukan recurring income bagi BSDE senilai Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar per tahun. Asal tahu saja, tahun lalu, pendapatan berulang BSDE mencapai Rp 1 triliun. Hermawan menilai, potensi Epiwalk sebagai pusat perbelanjaan cukup cerah, mengingat lokasinya  yang strategis, yaitu berdekatan dengan kawasan perkantoran dan apartemen.Tahun lalu, BSDE juga telah mengakuisisi lahan seluas 3 hektare (ha) milik Grup Bakrie di kawasan Epicentrum. Nilai pembelian lahan tersebut mencapai Rp 868,93 miliar. Rencananya, pada semester kedua tahun ini, BSDE  akan membangun dua unit apartemen di bekas lahan milik ELTY tersebut. Dananya diperkirakan mencapai Rp 320 miliar.Penjualan organik naikTahun ini, BSDE optimistis, bisa menembus angka penjualan organik sebesar Rp 5,5 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibanding pencapaian tahun lalu, sejumlah Rp 5,4 triliun. Namun, Hermawan mengaku, belum menghitung target marketing sales tahun ini.Adapun, tahun lalu, BSDE mampu mencatatkan kinerja cemerlang, meski di tengah banyak tantangan dalam inddustri properti tanah air. Sekadar gambaran, tahun lalu, Bank Indonesia mengerek BI rate secara bertahap dari bulan Mei hingga November, sehingga menekan bisnis perusahaan properti. Belum lagi, nilai tukar rupiah yang melempem, dan  kebijakan pengetatan loan to value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) kedua.Meski menghadapi banyak ganjalan, namun, BSDE berhasil membukukan marketing sales 2013 senilai Rp 7,35 triliun. Pencapaian itu melampaui target yang dipatok perusahaan pada tahun lalu, yaitu sebesar Rp 7 triliun. Hermawan bilang, penjualan tahun lalu meningkat 71,7% dibanding tahun sebelumnya, yakni hanya Rp 4,28 triliun. "Kami memiliki proyek besar, joint venture dengan Hongkong Land dan AEON Mall Jepang. Proyek ini menyumbang pemasukan hingga Rp 1,9 triliun," paparnya.Sejatinya, di awal 2013, BSDE menargetkan penjualan organik, yakni di luar proyek joint venture, senilai Rp 5 triliun. "Ternyata penjualan organik melebihi target, yaitu mencapai Rp 5,4 triliun," imbuh Hermawan. Tahun lalu, BSDE menganggarkan belanja modal sebesar Rp 4 triliun. Selain pembangunan proyek perumahan, belanja modal digunakan untuk menambah cadangan lahan alias landbank baru. Nah, tahun ini, menurut Hermawan, besaran belanja modal BSDE juga kemungkinan sama dengan tahun lalu, atau justru lebih kecil. Maklum, emiten properti umumnya lebih menahan diri untuk ekspansi, lantaran suku bunga yang masih tinggi. Meski demikian, BSDE akan melanjutkan sejumlah rencana proyek di tahun ini. Seperti, menggarap proyek jalan tol Serpong - Balaraja. BSDE menjadi pemegang 50% saham dalam konsorsium proyek jalan tol Serpong-Balaraja. Dalam konsorsium ini, BSDE menggandeng Kompas Gramedia (KG) melalui PT Medialand, dan Grup Astra melalui PT Astratel Nusantara. Konsorsium akan berada dalam satu wadah bernama PT Transbsd Balaraja. Hermawan mengatakan, BSDE  sudah menyiapkan anggaran khusus untuk membiayai proyek jalan tol itu. Dananya diambil dari kas internal dan pinjaman bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini