BSI (BRIS) Siapkan Aksi Korporasi Tahun Depan, Simak Prospek Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berencana melakukan aksi korporasi tahun 2022. Selain akan melakukan penambahan modal lewat mekanisme rights issue untuk memenuhi aturan free float atau jumlah saham yang dimiliki publik, perseroan juga berencana melakukan ekspansi anorganik. 

Ade Cahyo Nugroho Direktur Keuangan dan Strategi BSI mengatakan, perseroan tengah mengkaji untuk melakukan beberapa strategi partnership untuk memperkuat layanan dan produk ke nasabah lewat digital. 

Dia bilang, strategi tersebut lewat akuisisi atau lewat partnership joint venture. "Ada beberapa strategi partnership dengan beberapa perusahaan. Saat ini masih kita diskusikan. Arahnya lebih ke digital dan melengkapi produk yang akan ditawarkan kepada nasabah," katanya pada Kontan.co.id baru-baru ini. 


Namun, dia tidak menjelaskan lebih rinci perusahaan seperti apa yang dibidik perseroan dalam mencapai tujuannya itu. Apakah perusahaan lokal atau asing.

Baca Juga: Kinerja Matahari Department Store (LPPF) Diprediksi Membaik, Ini Rekomendasi Sahamnya

Bank berkode saham BRIS memang terus berkomitmen untuk terus melakukan transformasi digital, termasuk dalam pengembangan produk. Direktur Information Technology BSI, Achmad Syafii sebelumnya menjelaskan, transaksi-transaksi yang sederhana akan didorong dilakukan lewat BSI Mobile. Terbaru, bank ini telah meluncurkan pengajuan mitraguna online melalui BSI Mobile. 

Ke depannya, akan ada produk-produk digital lain yang sedang dalam persiapan untuk diluncurkan tahun depan. Produk-produk tersebut terkait dengan fitur unggulan BSI seperti cicil emas, gadai emas, dan lainnya. Di samping itu juga, BSI akan mengeluarkan layanan digital dalam rangka bekerja sama dengan fintech syariah," kata Syafii.

Sementara terkait perkembangan rencana rights issue, Cahyo bilang, saat ini BSI masih menunggu arahan dari pemerintah melalui Kementerian BUMN.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, bank syariah terbesar di tanah air ini ditargetkan membidik rights issue hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. 

Tahun depan, BSI optimis bisa mencatatkan ekspansi lebih baik sejalan dengan ekonomi yang mulai pulih. Pembiayaan ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 10%. Cahyo bilang, kondisi likuiditas perseroan saat itu masih sangat ample untuk mengejar target ekspansi itu. 

Baca Juga: Kinerja Bank Danamon Belum Sesuai Ekspektasi, Ini Rekomendasi Saham BDMN

BSI akan menjaga porsi pembiayaan seimbang di semua segmen. Adapun rujukan yang dipakai, perseroan akan menjaga porsi UMKM mencapai 30%, segmen wholesales 30% dan UMKM 40%. 

"Menjaga porsi seimbang merupakan strategi diversifikasi resiko juga sehingga kita tidak tergantung pada satu segmen saja. Adapun segmen UMKM kita saat ini sudah sekitar 27%-28%," ujar Cahyo.

BSI melihat permintaan pembiayaan sudah semakin membaik hingga saat ini. Cahyo bilang, segmen yang terlihat paling bergerak adalah konsumer dan disusul dengan UMKM. 

"Sedangkan korporasi yang masih kita tunggu tapi rasanya di akhir ini sudah mulai ada tanda-tanda positif. Permintaan dari oil and gas sudah mulai bagus, begitu juga dengan tambang yang mendukung pembuatan baterai. Sektor Telekomunikasi juga sudah bagus," pungkas Cahyo. 

Editor: Tendi Mahadi