BSI Catat Pembiayaan Rp 267,06 Triliun pada Kuartal III-2024, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang solid dan sustain hingga kuartal III-2024. Dari struktur pendanaan, total pembiayaan BSI mencapai Rp 267,06 triliun tumbuh 15,28% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal III-2024.

Hal ini ditopang oleh semua segmen yang tumbuh positif double digit di mana segmen Wholesale tumbuh 12,17%, Retail 17,30% dan Consumer tumbuh 16,27%. Pertumbuhan pembiayaan yang positif diiringi dengan kualitas yang sehat dengan NPF Gross sebesar 1,97%. 

Dari beberapa produk pembiayaan BSI terdapat Produk Cicil Emas yang pertumbuhannya meningkat 143,41% dan memiliki NPF sebesar 0,00%. 


Baca Juga: Moncer, Laba BSI Melesat 21,59% YoY hingga September 2024

Produk ini merupakan unique product BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi seiring dengan meningkatnya tren investasi emas. Pembiayaan cicil emas BSI naik 5-6 kali lipat sejak merger yang dipicu peningkatan harga emas secara signifikan.

Adapun laba BSI tumbuh 21,6% yoy pada triwulan III 2024 mencapai Rp5,11 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,20 triliun. Pertumbuhan laba yang sustain antara lain buah dari penerapan strategi bisnis yang tepat.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi bersyukur sampai triwulan III 2024 kinerja BSI terus tumbuh solid, sehat dan sustain.

"Kami tetap tumbuh dobel digit sampai Triwulan III di tengah makro ekonomi yang cukup menantang dengan tingginya reference rate. Namun, BI mulai menurukan suku bunga acuannya," kata dia saat paparan kinerja perseroan, Selasa (29/10). 

BSI, lanjut Hery Gunardi, masih terus menumbuhkan segmen- bisnis yang potensial dengan kualitas terjaga sembari terus meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah terutama dari sisi digital. 

Dari disiplin pada fokus bisnis meningkatkan pendapatan margin bagi hasil bank sebesar Rp 18,41 triliun tumbuh 11,98% yoy, sementara di sisi lain fee based income juga tumbuh 30,14% yoy menjadi Rp 3,94 triliun, menjadikan PPOP BSI sebesar Rp 8,52 triliun tumbuh 7,61% yoy. Di sisi lain dengan kualitas terjaga ditandai dengan menurunnya NPF gross ke level 1,97% dan cost of credit ke level 0,97%.

Baca Juga: BSI Siapkan Layanan Remittance di 12 Negara

Aset BSI per September juga mencapai Rp 371 triliun tumbuh 15,91% yoy dengan Return of Equity (ROE) berada pada posisi 17,59%. 

Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas bank, BSI menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,92% menjadi Rp301,22 triliun per posisi Triwulan III 2024 di mana komposisi DPK didominasi produk tabungan yang pada periode yang sama tumbuh 13,40% yoy menjadi Rp130,18 triliun. Adapun rasio dana murah (CASA) berada pada posisi 61,69%. 

Kenaikan tabungan sejalan dengan peningkatan customer base yang sejak merger rata-rata bertambah 2,5 juta nasabah pertahun. Untuk meningkatkan layanan, BSI terus memperbaiki layanan termasuk mempersiapkan SuperApps yang segera di-launching, selain menambah jumlah ATM, EDC, layanan QRIS, serta akses BSI Agen. 

Di sisi lain, DPK dari Tabungan Bisnis BSI sendiri per September 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 34,83% yoy. Tabungan Bisnis BSI merupakan produk perbankan yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan finansial bisnis, baik itu usaha mikro, kecil, maupun menengah. 

Untuk Tabungan Wadiah juga tumbuh 19,04%, BSI juga menawarkan nasabah produk yang khas syariah seperti Tabungan Haji BSI. Pada Triwulan III 2024, Tabungan Haji melonjak hingga 16,47% dengan penetrasi sebanyak 5,39 juta rekening. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan posisi BSI sebagai market leader Tabungan haji di Indonesia.  

BSI juga tetap fokus pada pembiayaan yang sehat dan sustain yakni di segmen konsumer dan ritel dengan komposisi 72,17% serta funding fokus pada pertumbuhan dana murah (CASA) dengan komposisi 61,69% dari total DPK. Selain itu, BSI mengoptimalkan customer base yang saat ini mencapai 21 juta nasabah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi