BSI Jadi Bank Kustodian Periode 2024-2029



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat ekosistem syariah di pasar modal dalam negeri. Upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan literasi dan inklusi pasar modal syariah. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, BSI terus berkolaborasi dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan perusahaan sekuritas di Tanah Air. BSI menjadi salah satu bank administrator rekening dana nasabah (RDN) atau bank kustodian 2024-2029. 

“BSI berterimakasih kepada KSEI, BEI, dan perusahaan sekuritas lainnya karena telah berkolaborasi dengan BSI untuk mengembangkan pasar modal syariah. BSI juga akan menyediakan fasilitas transaksi pengelolaan RDN untuk Perusahaan Efek rekanan dan nasabah pemilik investor RDN,” kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna dalam siaran pers, Sabtu (20/7).


Sebagai bank administrasi RDN, BSI menyediakan fasilitas pembukaan RDN secara online dan offline. Selain itu, BSI juga menjalankan program sosialisasi dan pengembangan pasar modal bersama KSEI, BEI dan Perusahaan Efek rekanan. Target awal pertumbuhan minimal RDN pada tahun pertama sekitar 2.000 RDN. Dimana saat ini BSI telah bekerjasama dengan Mandiri Sekuritas, Phintraco Sekuritas dan FAC Sekuritas.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) Telah Masuk 5 Besar BUMN Kapitalisasi Pasar Terbesar

Anton berharap kolaborasi ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam pembukaan rekening untuk berinvestasi di Pasar Modal Syariah, tanpa perlu datang lagi ke kantor Cabang. Harapannya dapat menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas dan lebih baik. 

“Diharapkan juga adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap BSI dan Pasar Modal Syariah karena seluruh proses bisnis melibatkan institusi syariah,” tutup Anton.

Menanggapi proses penandatanganan yang berlangsung di Main Hall, Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyebut pemilihan Bank Administrator RDN dan Bank Pembayaran periode 2024-2029 dilakukan melalui proses yang cukup panjang serta transparan, dengan mengundang Bank umum dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah menjadi peserta BI-RTGS dan BI-FAST untuk mengikuti seleksi.

"Salah satu faktor yang menjadi highlight adalah terkait kemudahan akses investor dalam pasar modal, dimulai dari kemudahan dalam proses pembukaan rekening dan bertransaksi,” ungkap Samsul.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BSI) Targetkan Top 3 Bank Syariah Global

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menyampaikan, kerja sama KSEI dengan 23 Bank Administrator RDN dan Bank Pembayaran tidak hanya menunjukkan kerja sama bisnis yang saling menguntungkan antara industri pasar modal dengan industri perbankan Indonesia.

"Tapi juga menunjukkan sinergi yang kuat antara industri pasar modal dengan industri perbankan dalam mendukung pengembangan, pendalaman pasar, serta peningkatan inklusi keuangan melalui penambahan jumlah investor di pasar modal Indonesia,” kata Inarno.

Menurutnya pertumbuhan positif kinerja pasar modal, salah satunya ditunjukan dengan pertumbuhkan jumlah investor, Hingga Juni 2024, angka investor di Indonesia berjumlah 13 juta orang dan tumbuh rata-rata 38,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih