BSI Kejar Izin Kantor Cabang Penuh dari Regulator Dubai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bergegas mengoptimalkan bisnis internasional melalui kantor cabang perwakilan yang sudah ada di Dubai. Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan tengah berencana untuk mendapatkan izin agar bisa naik kelas menjadi kantor cabang penuh.

Ia menyatakan izin itu harus diperoleh dari regulator keuangan Dubai dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, BSI sudah mengantongi izin kantor cabang penuh dari OJK sedangkan dari regulator Dubai baru kantor cabang perwakilan.

“Izin penuh dari OJK itu BSI gunakan untuk mengurus izin penuh dari otoritas Dubai. Kita sedang menyelesaikan tahap akhir untuk izin ini. Doakan saya dalam waktu dekat agar BSI bisa mendapatkan izin kantor cabang penuh,” jelas Hery pada pekan lalu.


Ia menyatakan, ketika BSI mendapatkan izin usaha kantor cabang penuh maka akan leluasa untuk menjalankan bisnis internasional. Pertama, soal trade finance seperti letter of credit (LC) ekspor dan impor tergantung keberadaan nasabah. Kedua, transaksi foreign exchange (fx). Ketiga, pembiayaan sindikasi yang bagus untuk internasional.

“Lisensi ini juga untuk desk capital market, seperti selling sukuk global. Yang lainnya seperti bisnis perbankan ritel bagi para tenaga kerja, diaspora, pengiriman uang, remitansi, lalu pembiayaan KUR para perawat dari Indonesia yang kerja di UEA,” tuturnya.

Baca Juga: Digitalisasi Bisnis Retail, BSI Luncurkan Fitur Pembiayaan via BSI Mobile

Asal tahu saja, BRIS ini membukukan kinerja yang impresif sepanjang 2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp4,26 triliun, tumbuh 40,68% secara tahunan (YoY). Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

Pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24% secara year on year (YoY). Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen ritel dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).

Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp261,49 triliun yang tumbuh 12,11% secara YoY, pembiayaan yang tumbuh 21,26% secara YoY menjadi Rp 207,70 triliun, kualitas pembiayaan yang terjaga baik tecermin dari NPF Gross di level 2,42% serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp 251 miliar, tumbuh 67% secara YoY.

Hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp 207,70 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 106,40 triliun, tumbuh 25,94% secara YoY.

Selain itu, pembiayaan wholesale sebesar Rp 57,18 triliun atau tumbuh 15,80% secara YoY dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp 18,74 triliun, tumbuh 32,71% secara YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari