BSI Klaim Keberhasilan Mergernya, Singgung Soal Merger dengan BTN Syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menyebut aksi merger tiga bank yaitu BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah melebur menjadi BSI berhasil dalam usianya yang terbilang baru sebentar yakni 2,5 tahun sejak Desember 2020.

Menurut Hery aksi merger pada umumnya memiliki risiko gagal, maklum saja ada rintangan yang sulit saat perusahaan melakukan penggabungan usaha misalnya seperti penyelarasan budaya atau culture setiap perusahaan.

"Merger hampir 70% sampai 75% di dunia itu gagal, yang sukses itu hanya 25% sampai 30%," kata Hery saat acara Ngopi BUMN di Jakarta, Selasa (10/10).


Baca Juga: BSI Pastikan Ekspansi Cabang di Saudi Arabia, Ini Tiga Kota yang Dibidik

Sementara itu terkait dengan perkembangan rencana merger dengan anak usaha PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), yakni BTN Syariah, Hery tidak banyak berkomentar.

"Hal-hal sensitif tidak bisa saya sampaikan. Saya bukan pemegang saham dominan, untuk ownership ke pemegang saham. Saya jalani saja. Tergantung arahan bisa ke wamen II. Karena kalau saya ngomong saya disemprit OJK nanti," kata Hery.

Lebih lanjut Hery mengatakan pasca merger BSI masuk menjadikan bank ini ke dalam top 10 perbankan nasional dan menjadi bank terbesar pertama di Indonesia. Hal ini melihat dari sisi aset BSI yang berada dalam posisi ke 7 di antara bank-bank top 10 di Indonesia, yaitu Rp 314 triliun per Juni 2023.

Efek dari merger pada cabang BSI ini menjadikan perusahaan masuk ke dalam jajaran nomor lima dengan cabang terbanyak di Indonesia dengan total 1.031 cabang pada 2021. 

Selain itu, merger juga berdampak terhadap peningkatan jumlah nasabah yang signifikan dari sebelumnya hanya 14 juta lalu bertambah menjadi 19 juta nasabah per Juli 2023.

"Mungkin akhir tahun ini bisa tembus 20 juta nasabah. Yang menarik lagi 2,5 tahun merger ini pertumbuhan nasabah baru sekitar 5 juta," ungkapnya.

Baca Juga: Mandiri Utama Finance Targetkan Raup Pembiayaan Rp 500 Miliar dari Auto Fest 2023

Lalu dari sisi tabungan dana murah, BSI ada di posisi Rp 111 triliun. Selanjutnya dari sisi pembiayaan BSI berada di peringkat ke 6 yaitu senilai Rp 222 triliun.

"Kemudian consumer financing itu nomor 5 sekarang yaitu Rp 120 triliun, sudah dekat dengan bank-bank besar big four padahal BSI baru 2,5 tahun," sebutnya.

BSI mencatatkan laba bersih senilai Rp 2,82 triliun pada semester pertama 2023. Perolehan laba BRIS naik 32,41% yoy dari sebelumnya Rp 2,13 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi