BSI Raup Laba Rp 1,05 Triliun Dua Bulan Pertama Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus melanjutkan pertumbuhan kinerja positif hingga awal tahun ini. Di dua bulan pertama tahun 2024, bank syariah terbesar di Tanah Air ini telah mencetak laba bersih  Rp 1,05 triliun, meningkat 16% secara tahunan atau year on year (YoY).

Berdasarkan laporan keuangan bulanan per Februari 2024, pertumbuhan tinggi laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan berbasis biaya dan komisi serta penurunan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan. Sementara pendapatan setelah bagi hasil BSI di dua bulan pertama hanya tumbuh tipis.

Sepanjang Januari-Februari, BSI membukukan pendapatan setelah bagi hasil sebesar Rp 2,796 triliun, naik 1,45% secara YoY dari Rp 2,756 triliun pada dua bulan pertama tahun 2023. Sementara pendapatan berbasis biaya dan komisi mencapai Rp 302 miliar, tumbuh 16,15% secara tahunan.


Adapun beban kerugian penurunan nilai aset keuangan BSI menyusut 16,7% secara tahunan menjadi Rp 384,8 miliar  dari Rp 461,9 miliar dua bulan pertama tahun 2023. 

BSI tercatat memiliki total aset sebesar Rp 347,4 triliun per akhir Februari 2024, tumbuh  14,3% secara YoY. Ini sejalan dengan pembiayaan yang meningkat 16,2% menjadi Rp 241,7 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,6% menjadi Rp 289,4 triliun.

Baca Juga: Abu Dhabi Islamic Bank Dikabarkan Tertarik Akuisisi 15% Saham BSI (BRIS)

Melansir materi rencana bisnis bank BSI, Rabu (17/4), bank yang dikabarkan sedang menjajaki kehadiran investor baru dari Timur Tengah ini menargetkan pembiayaan tahun 2024 tumbuh sekitar 15% dan DPK tumbuh 8,5% -10%.

Net margin ditargetkan ada di kisaran 5,5%-5,82%, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) turun ke bawah 2% dara 2,08% pada tahun 2023.

Untuk mengantisipasi risiko kredit, BSI akan melakukan pemupukan pencadangan hingga 200% tahun ini, naik dari 194,35% pada 2023. Adapun laba setelah pajak ditargetkan mencapai Rp 6,3 triliun- Rp 6,5 triliun, meningkat dari Rp 5,7 triliun pada 2023. 

Komposisi kepemilikan saham BSI saat ini terdiri dari Bank Mandiri sebesar 51,47%, BNI mengenggam 23,34%, BRI mengempit 15,38% dan investor publik sebesar 9,92%. 

Baca Juga: Pembiayaan Emas Bank Syariah Makin Berkilau

BSI dikabarkan melakukan penjajakan dengan Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) untuk menjadi investor strategis perseroan.

Menurut laporan Reuters, Rabu (17/4), bank asal Uni Emirat Arab tersebut sudah getol berdiskusi dengan pihak Indonesia untuk mengakuisisi 15% saham BSI yang nilainya mencapai US$ 1,1 miliar, atau sekitar Rp 17,86 triliun. Hanya saja, diskusi tersebut masih dalam tahap awal dan belum ada jaminan kesepakatan.

ADIB tertarik menjadi investor strategis BSI karena ingin melebarkan sayap ke Indonesia. ADIB menilai Indonesia sebagai pasar yang layanan syariahnya berkembang pesat di Asia Tenggara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk