JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) berupaya meningkatkan pembiayaan tahun ini. Caranya dengan menyasar target pasar lebih selektif. Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan, selain menekan Non Performing Finance (NPF), BSM juga melakukan sejumlah upaya lain untuk menjaga kualitas pembiayaan. Seperti memperkuat infrastruktur teknologi informasi. "Dengan dukungan teknologi informasi, data kualitas pembiayaan bisa lebih update dan monitoring bisa dilakukan secara harian," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (22/3). Ke depan, BSM juga akan menyasar target pasar secara selektif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di setiap segmen, baik segmen konsumer, komersial, maupun korporasi. Di segmen komersial, misalnya, BSM fokus pada sektor perkapalan, jasa kontraktor, kesehatan, dan pendidikan. “Selain itu, ke depan kami juga akan mengarahkan segmentasi pasar pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena potensinya sangat besar. Pada 2014, sektor UMKM mengambil porsi lebih dari 67% dari total pembiayaan," pungkas Agus. Saat ini, anak usaha Bank Mandiri tersebut memiliki sekitar 450.000 nasabah debitur dan 7,1 juta nasabah dana yang dilayani melalui 865 outlet yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, disertai 926 unit mesin ATM BSM dan 13.429 unit mesin ATM Bank Mandiri dan 61.507 mesin ATM Bersama. Dengan dukungan jaringan pelayanan luas, likuiditas BSM masih solid dengan tingkat FDR level 82,13% dan cost of fund (biaya dana) yang relatif efisien, sebesar 4,42%. Berdasarkan laporan keuangan BSM di akhir 2014, jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 10,68 triliun. Jumlah ini menunjukkan sedikit penurunan sebesar 3,78% dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 11,10 triliun.
BSM akan lebih selektif salurkan pembiayaan kredit
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) berupaya meningkatkan pembiayaan tahun ini. Caranya dengan menyasar target pasar lebih selektif. Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan, selain menekan Non Performing Finance (NPF), BSM juga melakukan sejumlah upaya lain untuk menjaga kualitas pembiayaan. Seperti memperkuat infrastruktur teknologi informasi. "Dengan dukungan teknologi informasi, data kualitas pembiayaan bisa lebih update dan monitoring bisa dilakukan secara harian," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (22/3). Ke depan, BSM juga akan menyasar target pasar secara selektif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di setiap segmen, baik segmen konsumer, komersial, maupun korporasi. Di segmen komersial, misalnya, BSM fokus pada sektor perkapalan, jasa kontraktor, kesehatan, dan pendidikan. “Selain itu, ke depan kami juga akan mengarahkan segmentasi pasar pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena potensinya sangat besar. Pada 2014, sektor UMKM mengambil porsi lebih dari 67% dari total pembiayaan," pungkas Agus. Saat ini, anak usaha Bank Mandiri tersebut memiliki sekitar 450.000 nasabah debitur dan 7,1 juta nasabah dana yang dilayani melalui 865 outlet yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, disertai 926 unit mesin ATM BSM dan 13.429 unit mesin ATM Bank Mandiri dan 61.507 mesin ATM Bersama. Dengan dukungan jaringan pelayanan luas, likuiditas BSM masih solid dengan tingkat FDR level 82,13% dan cost of fund (biaya dana) yang relatif efisien, sebesar 4,42%. Berdasarkan laporan keuangan BSM di akhir 2014, jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 10,68 triliun. Jumlah ini menunjukkan sedikit penurunan sebesar 3,78% dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 11,10 triliun.