JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) tengah berbenah. Anak usaha Bank Mandiri ini mencatat penurunan laba 88,96% di 2014 kemarin. Dari sebelumnya Rp 652 miliar di 2013, menjadi hanya Rp 72 miliar saja di akhir 2014. Bahkan dalam laporan tahunan Bank Mandiri, tahun 2014 merupakan tahun yang menantang bagi BSM. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan nasabah menurun. Hal tersebut mempengaruhi kualitas aktiva produktif BSM. Per Desember 2014 rasio pembiayaan non perfoming sebesar 4,23%, naik dari posisi Desember 2013 sebesar 2,29%. Penurunan kualitas aktiva produktif tersebut mendorong BSM meningkatkan pencadangan penghapusan aktiva, sehingga laba tahun 2014 mengalami tekanan. Selain biaya pencadangan, laba BSM juga terpengaruh pembiayaan yang tumbuh negatif sekitar 2,63% dan penurunan fee based income (FBI) akibat adanya efek pemberlakuan Peraturan Pemerintah mengenai pembiayaan haji.
BSM berbenah agar bisa kembalikan performa laba
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) tengah berbenah. Anak usaha Bank Mandiri ini mencatat penurunan laba 88,96% di 2014 kemarin. Dari sebelumnya Rp 652 miliar di 2013, menjadi hanya Rp 72 miliar saja di akhir 2014. Bahkan dalam laporan tahunan Bank Mandiri, tahun 2014 merupakan tahun yang menantang bagi BSM. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan nasabah menurun. Hal tersebut mempengaruhi kualitas aktiva produktif BSM. Per Desember 2014 rasio pembiayaan non perfoming sebesar 4,23%, naik dari posisi Desember 2013 sebesar 2,29%. Penurunan kualitas aktiva produktif tersebut mendorong BSM meningkatkan pencadangan penghapusan aktiva, sehingga laba tahun 2014 mengalami tekanan. Selain biaya pencadangan, laba BSM juga terpengaruh pembiayaan yang tumbuh negatif sekitar 2,63% dan penurunan fee based income (FBI) akibat adanya efek pemberlakuan Peraturan Pemerintah mengenai pembiayaan haji.