JAKARTA. Boleh dibilang, tahun 2014 merupakan tahun pahit bagi bank syariah. Hampir seluruh bank syariah mencatatkan rapor merah. Tak terkecuali Bank Syariah Mandiri (BSM). Tumpukan pembiayaan bermasalah alias non performing finance (NPF) menyulitkan gerak BSM. Agus Handaya, Direktur Keuangan BSM menyatakan, pembiayaan bermasalah membuat rapor kinerja sepanjang tahun 2014 tak seindah harapan. Di akhir tahun lalu, rasio NPF gross anak usaha Bank Mandiri ini menyentuh level 6,8% atau senilai Rp 3,3 triliun dari total pembiayaan yang mencapai Rp 50 triliun. Porsi pembiayaan bermasalah ini tak jauh beranjak dari posisi 6,76% di September 2014. Beruntung, NPF nett BSM masih di level 4,23%, di bawah batas tidak aman yang ditetapkan regulator perbankan yakni di level 5%.
BSM bersih-bersih pembiayaan bermasalah
JAKARTA. Boleh dibilang, tahun 2014 merupakan tahun pahit bagi bank syariah. Hampir seluruh bank syariah mencatatkan rapor merah. Tak terkecuali Bank Syariah Mandiri (BSM). Tumpukan pembiayaan bermasalah alias non performing finance (NPF) menyulitkan gerak BSM. Agus Handaya, Direktur Keuangan BSM menyatakan, pembiayaan bermasalah membuat rapor kinerja sepanjang tahun 2014 tak seindah harapan. Di akhir tahun lalu, rasio NPF gross anak usaha Bank Mandiri ini menyentuh level 6,8% atau senilai Rp 3,3 triliun dari total pembiayaan yang mencapai Rp 50 triliun. Porsi pembiayaan bermasalah ini tak jauh beranjak dari posisi 6,76% di September 2014. Beruntung, NPF nett BSM masih di level 4,23%, di bawah batas tidak aman yang ditetapkan regulator perbankan yakni di level 5%.