BSM bidik dana murah & pembiayaan konsumer Kemenag



JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) melakukan kerjasama dengan Kementerian Agama. Melalui kerjasama ini, BSM menjadi bank pembayar gaji dan tunjangan pegawai Kemenag, penyaluran dana-dana bantuan dari pemerintah pusat kepada sekolah, siswa, dosen, dan lainnya.

Di samping itu BSM juga bisa menyalurkan pembiayaan kepada pegawai yang pembayaran gajinya melalui rekening di BSM.

"Kerjasama kami dengan Kemenag selama ini sudah cukup baik, terutama melalui pengelolaan dana haji. Apa yang kami tandatangani pada hari ini memperkuat kerja sama yang sudah ada dan sekaligus membuka potensi yang lebih luas lagi," kata Agus Sudiarto, Direktur Utama BSM Agus Sudiarto melalui pernyataan tertulisnya, Selasa (21/4). Agus menambahkan, dengan kerjasama ini memungkinkan BSM memasarkan pembiayaan konsumer berupa pembelian barang dan penggunaan jasa (BSM Implan), pembiayaan pemilikan rumah (BSM Griya), pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor (BSM Oto), gadai dan pembiayaan cicil emas serta Produk atau jasa perbankan lainnya kepada pegawai Kemenag.


Potensi dana murah dan pembiayaan konsumer ini sangat terbuka lebar, lantaran Kementerian Agama memiliki sekitar 4.482 satuan kerja (Satker) dengan jumlah pegawai mencapai sekitar 235.000 orang. "Kami harus mengejar peningkatan giro dan tabungan karena lebih stabil atau tidak rentan terhadap perubahan bagi hasil. Oleh karena itu, pelayanan kepada Satker dan PNS merupakan ujung tombak dari suksesnya program ini,” katanya.

Tahun ini, lanjut Agus, minimal setiap cabang dapat bekerja sama dengan minimal satu satuan kerja dan tahun berikutnya, setiap cabang bisa menambah kerjasama dengan Satker lainnya. Catatan saja, posisi per Maret 2015 dana pihak ketiga yang dimiliki BSM berada di posisi Rp 59,75 triliun atau naik 8,35% secara tahunan dibandingkan posisi Maret 2014 yang sebesar Rp 55,15 triliun.

Komposisi dana murah berupa giro dan tabungan BSM per Maret 2015 mencapai 47,59% atau sebesar Rp 28,43 triliun. Angka ini naik dibandingkan dengan posisi Maret 2014, di mana komposisi dana murah sekitar 47,43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan