JAKARTA. Usaha mikro merupakan salah satu sektor yang tahan terhadap krisis. Itu sebabnya perbankan berbondong-bondong membiayai kredit sektor ini. Tentu saja, perbankan syariah ogah ketinggalan memanfaatkan peluang ini. Salah satunya Bank Syariah Mandiri (BSM). Saat ini anak usaha Bank Mandiri tersebut memberikan plafon pinjaman mikro syariah mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 10 miliar. Di pembiayaan mikro, BSM mengenakan margin sebesar 25%. "Para debitur yang meminjam di bawah Rp 100 juta adalah individu. Ada yang menggunakan untuk konsumsi dan juga memulai usaha kelas kecil," terang Hanawijaya, Direktur BSM.
Pada Desember 2010 pembiayaan mikro BSM sebesar Rp 800 miliar. Sedangkan pada Juni 2011, pembiayaan mikro BSM telah mencapai Rp 750 miliar. Khusus di bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri, BSM menargetkan pembiayaan mikro mencapai Rp 100 miliar. Khusus di bulan suci ini, BSM menawarkan margin dibawah 25%. "Sehingga sampai akhir tahun kredit mikro BSM mencapai Rp 1 triliun," terang Hanawijaya. Sementara Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah juga tak mau ketinggalan. Sejak
spin off pada tahun 2009, unit usaha ini memperkuat produk yang juga menjadi andalan induknya: sektor mikro. "Kami melihat sektor mikro tahan goncangan terhadap krisis," terang Chief Retail Banking BRIS, Khairullah. Pinjaman mikro di BRI Syariah mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 500 juta. Menurut Khairullah, mayoritas pembiayaan BRI Syariah mengalir ke sektor pertanian dan perdagangan. Hingga Juni 2011 lalu, penyaluran total pembiayaan BRI Syariah mencapai Rp 2 triliun. "Pembiayaan mikro menyumbang Rp 1,5 triliun," terang Khairullah. Hingga akhir tahun nanti, BRI Syariah menargetkan total pembiayaan mikro mencapai Rp 3 triliun. Target tersebut naik dua kali lipat ketimbang pencapaian akhir tahun lalu. Saat ini setiap bulan selalu ada penambahan 100 debitur. Selama Ramadan ini, pembiayaan mikro BRI Syariah meningkat hingga 30% dibandingkan bulan biasa.
Sejak akhir Juli sampai Agustus ini total pencairan pembiayaan mikro BRI Syariah sebesar Rp 100 miliar. Sebelumnya di bulan normal antara Rp 80 miliar hingga Rp 89 miliar. Untuk Menekan kredit macet, BRIS berikan layanan terpadu, yakni memberikan pengadaan dan pelatihan manajemen "Cara ini efektif menekan tingkat kredit macet. Nonperforming loan (NPL) kami saat ini berada dibawah 1%," terang Khairullah. BSM juga melakukan hal hampir serupa demi menekan kredit macet. BSM menggandeng komunitas sektor agribisnis kemudian budidaya dan perdagangan. "NPL kami sekitar 0,22%," kata Hanawijaya. Oh ya, tahun ini BSM juga berminat masuk ke bisnis kredit tanpa agunan berbasis syariah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati