JAKARTA. Harga batubara yang terus menyusut tak menyurutkan keinginan PT Baramulti Suksessarana Tbk bergabung menjadi anggota Bursa Efek Indonesia. Baramulti pada 8 November 2012 telah menawarkan saham perdana (IPO). Produsen batubara ini melepas 261,5 juta saham atau setara 10% saham dari modal disetor dan ditempatkan. Saat itu, Baramulti menjual saham perdana Rp 1.950 per saham, sari penawaran Rp 1.600 - Rp 2.100 per saham. Dari IPO tersebut, mereka mampu meraup dana sebesar Rp 509,93 miliar. Direktur Utama Baramulti, Hendry Angkasa, bilang, dana hasil IPO akan digunakan tiga hal. Pertama, sebesar 46% dana untuk menambah modal kerja anak usahanya, PT Antang Gunung Meratus. Kedua, 35% hasil IPO untuk membayar utang, termasuk utang pada Bank CIMB seniali US$ 18 juta. Ketiga, sisanya untuk modal kerja Baramulti.
Baramulti memiliki tambang di wilayah Loreh, Batulidung dan Pulau Sadau, Kalimantan Timur. Emiten berkode BSSR juga menguasai tambang di kawasan Kalimantan Selatan yang dikelola anak perusahaannya, PT Antang Gunung Meratus. Selain itu, BSSR juga menjadi pemilik 11 konsesi batubara. Terdiri dari enam konsesi produktif dan lima konsesi yang masih dalam pengembangan. Per Mei 2012, potensi cadangan batubara BSSR dan anak perusahaannya mencapai 1,18 juta ton. Sedangkan, sumber daya batubara yang dikandung sejumlah lokasi tambang BSSR mencapai 2,85 miliar ton. "Potensi sumber daya kami cukup besar dan saya yakin perseroan bisa merealisasikan produksi," kata Geroald PA Jussuf, Sekretaris Perusahaan BSSR. Ia mengatakan, kapasitas terbesar berasal dari tambang yang dikelola Antang Gunung. Mitra strategis Geroald yakin, kinerja perseroan akan makin kinclong di tahun depan. "Pasca IPO BSSR akan fokus meningkatkan produksi batubara," ujar dia, kemarin (23/11) Manajemen menargetkan, produksi batubara BSSR naik bertahap, mulai dari 3 juta ton di tahun 2012 dan meningkat menjadi 5,5 juta ton di 2013. Sedangkan, di tahun 2014, Geroald berharap, produksi batubara Baramulti bisa mencapai 7 juta ton. Kepercayaan diri Baramulti makin tinggi setelah mereka berhasil meneken kerjasama jual beli batubara dengan Khopoli Investment Limited. Geroald menjelaskan, Khopoli adalah anak usaha dari Tata Power Company Limited, perusahaan energi asal India. Khopoli berjanji akan menjadi pembeli tetap batubara dari Baramulti sebanyak 13% dari hasil produksi BSSR. Khopoli tak hanya membeli batubara BSSR. Saat penawaran saham perdana, Khopoli memesan sekitar 26% saham yang dilepas. Sampai kuartal I tahun 2012, Baramulti masih mampu meningkatkan laba bersih sebanyak sebesar 329,8% menjadi US$ 7,05 juta year-on-year (yoy). Sementara, pendapatan mereka juga meningkat 151,1% menjadi US$ 39,40 juta yoy. Geroald bilang, kinerja keuangan yang lumayan itu berasal dari kontribusi tambang BSSR yang terletak di Kalimantan Timur. Tambang tersebut baru beroperasi di awal tahun ini.
Geroald menambahkan, pendapatan dan laba bersih juga akan melejit pada hasil laporan di kuartal III tahun ini. Namun, Geroald belum mau menyebut, pencapaian kinerja BSSR. Harga batubara yang terus melemah, menurut Geroald, sangat berdampak pada BSSR. Namun, ia yakin, dengan adanya kerjasama jangka panjang dengan mitra strategis mereka yaitu Khopoli, hasil tambang Baramulti akan terserap. Selain berbisnis batubara, Baramulti juga mempunyai bisnis jasa perkapalan. Perusahaan ini mengoperasikan 40 unit kapal tunda dan tongkang, enam unit floating crane sebagai jasa transhipment lepas pantai. Ke depan, kata Geroald, BSSR akan mengembangkan lini bisnis ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana