JAKARTA. PT Baramulti Suksessarana Tbk tak hanya meningkatkan produksi batubara, tetapi juga memperkuat infrastruktur. Direktur Keuangan Eric Rahardja mengatakan perseroan tidak hanya fokus pada pertambangan, tetapi juga infrastruktur untuk menjamin transportasi batubara dari pit ke port. Tahun lalu melalui anak usaha PT Antang Gunung Meratus (AGM) telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur.
Di antaranya crushing plant 1000 ton per hour (tph) di Ida Manggala, conveyor belt baru, satu unit macgregor (crane) dan tiga unit liebherr crane di Sungai Puting. Pembangunan infrastruktur ini menyerap belanja modal tahun lalu sebesar US$ 6,17 juta. Tak beda jauh dari realisasi tahun lalu, emiten berkode saham BSSR ini menganggarkan belanja modal sebesar US$ 6,6 juta. "Untuk fasilitas infrastruktur, mesin dan alat berat, serta fasilitas lain," jelas Eric pada pemaparan publik pada Selasa (15/3) kemarin. Selama tahun 2015, BSSR berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 259 juta atau naik dari tahun 2014 sebesar US$ 217 juta. Laba bersih juga ikut naik dari US$ 2,5 juta menjadi US$ 27,38 juta. Pendapatan itu didapat dari harga jual batubara US$ 34,47.
Tahun ini, Eric mengklaim akan ada penurunan revenue karena harga jual batubara diprediksi akan berada di level US$ 30 sementara target produksi tidak digenjot terlalu besar. "Pasti turun, tapi pasti angkanya masih acceptable bagi para shareholder," papar Eric. Berbicara masalah ekspansi ke pembangkit listrik, saat ini kata Eric BSSR tidak ada rencana untuk membangun power plant. Namun, tidak menutup kemungkinan dari induk perusahaan Baramulti Group akan menuju ke arah sana. "Kalau kami fokus ke core bisnis kami yaitu pertambangan saja," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto