SINGAPURA. PT Bakrie Telecom Tbk (
BTEL) mengumpulkan investor obligasi hari ini Rabu (24/9). Dalam pertemuan di Singapura pada pukul 10.00 waktu setempat tersebut, manajemen akan menjelaskan performa bisnis dan membuat poin rencana restrukturisasi obligasi. Obligasi yang menjadi topik utama pertemuan tersebut berdenominasi dollar, bernilai US$ 380 juta dengan kupon 11,5%. Surat utang yang diterbitkan April 2010 tersebut akan jatuh tempo Mei 2015. Namun, BTEL telah gagal bayar bunga sejak akhir tahun lalu. Standard & Poor's telah mencemplungkan obligasi BTEL tersebut ke peringkat
default. Sedangkan Fitch mengindikasikan akan gagal bayar setelah BTEL tak memenuhi pembayaran bunga US$ 21,8 juta pada November tahun lalu.
Kini, pemegang obligasi BTEL terpecah dalam dua kubu. Di satu sisi, ada
steering committee terdiri dari empat kelompok pemegang obligasi yang dibentuk pada Oktober 2013 dan sepakat untuk membicarakan restrukturisasi. "Perusahaan telah dihubungi oleh
noteholders di luar steering committee, kini sedang dalam diskusi dan mencari kesepakatan dalam proses restrukturisasi," tulis pemberitahuan untuk pertemuan tertanggal 3 September yang diperoleh
Bloomberg. Di sisi yang lain, ada pihak pemegang obligasi yang menempuh jalur hukum karena yakin BTEL akan tetap mangkir membayar. Mereka memasukkan gugatan ke pengadilan New York pada 22 September lalu. Dalam gugatannya, investor yang total memegang lebih dari 25% nilai obligasi, mengatakan, BTEL telah gagal membayar bunga pada November dan Mei. Namun, perusahaan tidak memiliki itikad untuk melakukan pembayaran, sementara bernegosiasi dengan anggota
steering committee yang dipilih. "Ada kemungkinan, tergugat akan memperburuk
default dan terjadi lagi gagal bayar pada pembayaran berikutnya yang jatuh pada November 2014," tulis investor dalam gugatan tersebut. Investor tersebut antara lain Universal Investments Advisory SA di Jenewa, manajer investasi Vaquero Master EM Credit Fund Ltd di San Antonio, dan Trucharm Ltd di Jersey.
Mereka juga bilang, dilarang hadir dalam pertemuan hari ini di Singapura. Gugatan ini di diajukan Universal Investment Advisory SA terhadap Bakrie Telecom Pte, 652890/2014, di New York State Supreme Court, New York County (Manhattan). S&P bilang, pertemuan ini akan penting menentukan nasib obligasi dan BTEL yang menderita keuangan karena membukukan rugi tiga tahun berturut-turut. "Operasional mereka lemah dan kami tidak melihat skenario yang bisa memperbaiki keadaan dengan cara drastis. Ini sangat tergantung dengan hasil restrutktursasi, berapa beban utang yang ditanggung dan berapa bunganya," kata Mehul Sukkawala, Analis S&P di Singapura pada
Bloomberg. Mark Chadwick, senior managing director di FTI Consulting Inc., Singapura yang menjadi penasihat Bakrie enggan berkomentar mengenai proposal restrukturisasi obligasi ini. Niko Margaronis, investor relations officer Bakrie in Jakarta juga enggan berkomentar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia