BTEL fokus restrukturisasi utang dan model bisnis



JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalami penurunan jumlah pelanggan secara drastis yang menyebabkan emiten ini merugi. Maka dari itu ke depan, industri CDMA akan diganti dengan konsep mobile virtual network operator (MVNO).

Tercatat tahun 2014 pelanggan BTEL itu 11.648 namun hingga akhir tahun 2015 pelangganya menjadi 2.406. Dab pada 2015 Bakrie Telecom juga mengalami kerugian mencapai Rp 8,64 triliun. Angka tersebut naik 201,15% dari rugi bersih di tahun 2014 sebesar Rp 2,86 triliun.

Segala upaya dilakukan untuk menutup utang, BTEL merumahkan sejumlah karyawan dan melakukan restrukturisasi utang dan mematangkan model bisnis. Salah satu langkahnya yaitu dengan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK).


"OWK belum dieksekusi sebenarnya. Sekarang masih dalam proses dan sekarang prosesnya sedang diinformasikan, kapan mereka mau kita akan lakukan. Inikan prosesnya masih panjang," ujar Andi Pravida Saliman, Direktur PT Bakrie Telecom Tbk, Rabu (21/12).

Sedangkan untuk bisnis yang akan digunakan untuk selanjutnya yaitu dengan menggunakan konsep mobile virtual network operator (MVNO) dan dapat menggunakan teknologi yang ada termasuk LTE.

Dengan konsep MVNO, BLTE tidak perlu membangun atau memiliki jaringan telekomunikasi sendiri melainkan melakukan kerja sama dengan operator pemilik jaringan. "Sehingga tidak perlu mengeluarkan belanja modal yang terlalu besar," ungkapnya.

Sementara Direktur and Chief Risk Compliance Officer BTEL, Harya Mitra Hidayat menyampaikan kerja sama yang dilakukan yaitu dengan operator-operator seluler. Terutama pada bidang-bidang yang belum ada pada operator tersebut. "Jadi kita akan mencari beberapa operator, mereka fokusnya di mana kita di mana. Nanti bisa kerja sama," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto