JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berencana menerbitkan surat utang (obligasi) senilai Rp 6 triliun. Direktur Utama BTN Maryono menyebut rencananya aksi korporasi ini akan dilaksanakan dalam dua tahap pada tahun 2017. Adapun skema yang dilakukan antara lain melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Maryono menyebut tahap pertama penghimpunan dana perseroan ini akan diterbitkan pada Kuartal I 2017. "Tahap pertama Rp 3 triliun. Kemudian tahap kedua Rp 3 triliun lagi. Totalnya jadi Rp 6 triliun," pukas Maryono saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Kamis (29/12).
Maryono menuturkan, dana tersebut diperlukan guna mengantisipasi potensi pembiayaan rumah yang besar. Atas hal itu, penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk membiayai kredit pemilikan rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi. Serta mendukung program satu juta rumah yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo. Melalui obligasi ini, Maryono juga mengatakan bahwa likuditas BTN terbilang aman untuk tahun depan. Ditambah, BTN telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan pelat merah lain seperti PT Bukit Asam, PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Pembangunan Perumahan, PT Semen Indonesia, PT Pembangunan Perumahan, Perum Perumnas, PT Permodalan Nasional Madani dan BPJS Ketenagakerjaan guna meningkatkan penghimpunan dana dan penyaluran kredit perumahan. "Untuk jangka panjang, kerja sama ini bermanfaat bagi peningkatan kredit dan penggimpunan dana," ujar Maryono. Sebagai informasi, bank berkode saham BBTN iniberhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 148,41 triliun per akhir November 2016, tumbuh 21,96% secara
year on year (yoy). Kredit BTN juga naik 17% dari Rp 134,97 triliun menjadi Rp 157,93 triliun . Aset pun terdongkrak 18,56% menjadi Rp 198,34 triliun. BTN membidik kenaikan dari sisi kredit sebesar 18%–20% tahun depan.
Selain menerbitkan obligasi, pada tahun 2017 BTN juga berencana mengakuisisi dua anak usaha PT Danareksa yaitu PT Danareksa Investment Management (DIM) dan PT Danareksa Finance. Aksi korporasi ini mundur dari rencana awal yang diperkirakan selesai pada akhir tahun 2016 ini. Menurut Maryono, rencana tersebut tertunda lantaran menunggu hasil dari
holding BUMN Keuangan yang baru rampung pada kuartal I 2017 mendatang. "Kita menunggu hasil
holding keungan dan perbankan. Kita tunda tahun depan setelah
holding ini selesai," jelasnya. Sebelumnya, bank yang fokus dalam kredit perumahan ini menyatakan telah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk mendukung rencana pertumbuhan organik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto