BTN Berencana Raup Rp 2,5 triliun dari IPO



JAKARTA. Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Bank Tabungan Negara (BTN) sudah ada di depan mata. Direktur BTN Saut Pardede menyatakan, saat ini manajemen BTN tengah menyelesaikan seluruh proses IPO tersebut. "Kami masih pegang target. Rencananya, 10 November bisa tercatat di bursa," tandasnya kepada KONTAN, Selasa (5/7).

Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengatakan, pihaknya akan melepas 30% saham ke publik. Sayang, dia belum dapat menyebutkan kisaran harga per sahamnya. "Untuk menentukan harga, kami harus melalui proses book building terlebih dahulu," tukasnya. Di lain kesempatan Saut menambahkan, BTN bisa memperoleh dana dari hasil IPO lebih dari Rp 2,5 triliun. "Itu kalau kami melepas 30% saham dengan menggunakan 1,7 kali nilai buku," ujarnya.

Saut bilang, saat ini BTN tengah melalui proses pemilihan underwriter dan lembaga penunjang lainnya untuk persiapan IPO. "Kami menunggu saat yang tepat untuk melepas saham. Yang pasti kami tidak mau jual murah", imbuhnya.


Namun, Saut Pardede tetap optimistis penentuan underwriter dan lembaga penunjang IPO lainnya selesai akhir bulan ini. "Kami akan memilih tiga underwriter terbaik untuk kami usulkan ke pak Menteri akhir Agustus. Setelah itu, beliau yang memilih dari tiga terbaik tersebut," tandasnya.

Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyatakan, underwriter bagi BUMN sebaiknya berasal dari pemerintah, yaitu PT Danareksa Sekuritas dan PT Bahana Securities. Menurutnya, hal itu akan menciptakan sinergi antar BUMN jadi efektif dan optimal. "Tapi, semuanya tetap tergantung dari hasil tender," kata Said.

Sementara itu, Direktur BTN Irman A. Zahiruddin mengaku telah mengundang lima underwriter dalam proses beauty contest minggu ini. "Saat ini masih dalam proses pemilihan", tutur Irman. Menurut Irman, selain IPO, BTN juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar.

BTN akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk memperkuat modal seperti ketentuan Basel II Bank Indonesia serta ekspansi kredit. Tahun ini, BTN menargetkan dapat mengucurkan kredit sekitar Rp 10,04 triliun. "Tapi melihat posisi kredit sampai akhir Juni 2008 sebesar Rp 6,3 triliun, kami yakin bisa melampaui target tersebut," tambah Saut.

Tahun depan, Saut mengatakan ekspansi kredit BTN bakal lebih tinggi lagi karena kondisi ekonomi pun makin membaik. Ini karena harga minyak dunia diperkirakan bakal lebih stabil sehingga inflasi bisa lebih kecil dari tahun 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test