BTN bersiap cari utang Rp 7 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank plat merah tengah menjaga kondisi rasio kecukupan modal agar berada di level yang stabil sampai akhir tahun 2018. Maklum, tahun ini penyaluran kredit diprediksi tumbuh lebih baik.

Semisal PT Bank Mandiri Tbk yang mencatat rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 21,6% per akhir tahun 2017. Jika melihat trennya dalam lima tahun terakhir, atau sejak tahun 2013, posisi CAR bank berlogo pita emas ini berangsur meningkat.

Dari sisi modal, bank bersandi saham BMRI itu membukukan modal senilai Rp 153,2 triliun di akhir 2017. Angka tersebut juga meningkat bila dibandingkan dari tahun lalu yang sebesar Rp 137,4 triliun, atau naik 11,5%.


Direktur Treasury Bank Mandiri Darmawan Junaedi mengatakan, untuk tahun ini pihaknya belum akan banyak mencari penambahan modal lewat instrumen wholesale funding, lantaran posisi CAR akhir akhir tahun 2017 masih mencukupi guna mendukung pertumbuhan kredit 11%–13%.

Darmawan juga menjelaskan, tahun ini CAR Bank Mandiri akan dijaga di kisaran 21%–22%. "Wholesale funding tetap ada, jumlahnya sangat sedikit hanya untuk mengelola liquidity profile saja. Likuiditas pasar juga masih kondusif," ujar Darmawan kepada KONTAN, Rabu (14/2).

Demikian juga dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Keuangan dan Tresuri BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan CAR tahun ini akan dijaga di kisaran 18%–19%. Jumlah tersebut praktis tidak banyak berubah dengan posisi rasio CAR BTN tahun 2017 yang sebesar 18,87%.

Hanya saja, berbeda dengan Bank Mandiri, BTN berencana mencari dana jumbo lewat instrumen wholesale funding. Dana yang diincar oleh bank berkode emiten bursa BBTN ini mencapai Rp 18 triliun. Hal itu guna mengamankan rasio permodalan agar dapat menopang pertumbuhan rata-rata kinerja BTN yang targetnya di atas 20%.

Salah satu pendanaan itu terdiri dari penerbitan sekuritisasi aset sebanyak Rp 2 triliun serta pinjaman bilateral baik dari dalam dan luar negeri sebesar Rp 7 triliun. BTN juga akan merilis subdebt sebesar Rp 2 triliun dan negotiable certificate of deposit (NCD) sebanyak Rp 9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini