KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk menargetkan bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) sebanyak 200.000 unit pada 2022 mendatang.
Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar merinci, kurang lebih 195 ribu unit KPR Subsidi akan didanai di 2022. Pendanaan ini akan melalui berbagai skema seperti KPR Subsidi, FLPP, BP Tapera, dan BP2BT. "Untuk jumlah yang didanai nanti akan ada lebih dari 200 ribu unit baik subsidi maupun non subsidi," jelas Hirwandi secara virtual pada Selasa (16/11). Sementara itu, Bank BTN memperkirakan akan ada 51.000 unit KPR Subsidi akan didanai pada tahun depan. Penyaluran ini juga akan melalui berbagai jalur, seperti kerja sama BP TWD AD, D2C (
Direct to Consumer), kerja sama dengan agen properti dan
developer, serta BP Jamsostek.
Untuk mendukung penyaluran kredit di sektor properti, ia berharap agar Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2022 yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat segera terealisasi. Penyertaan modal ini tentu akan memperkuat perseroan dalam berkontribusi mendorong perekonomian Indonesia. Menurutnya, saat ini perseroan bisa menyalurkan 250 sampai 300 ribu KPR dalam setahun. Jumlah tersebut tentunya bisa meningkat dengan penambahan modal dari pemerintah. “Penambahan modal tersebut tentunya menjadi tambahan kekuatan bagi bank BTN, untuk meningkatkan penyaluran KPR Subsidi maupun Non-Subsidi, Syariah maupun Konvensional,” tambah Hirwandi. Hirwandi mengatakan, sektor properti memiliki
multiplier effect yang cukup besar bagi industri lainnya. Ia menyebut ada 175 sub-sektor industri yang bisa digerakkan dari aktivitas di sektor properti. Untuk itu, penambahan modal pada BTN akan berdampak pada sektor properti yang nantinya akan mendorong pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Rencana PMN untuk Bank BTN dan bank BNI masih on track “Dengan penambahan permodalan, kemampuan Bank BTN dalam penyaluran kredit akan jauh lebih baik lagi dan lebih besar lagi dan tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” paparnya. Seiring dengan itu, timulus dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang digelontorkan pemerintah telah mampu mendorong pertumbuhan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga kuartal ketiga 2021. Namun insentif PPN perumahan ini akan berakhir di akhir tahun 2021. Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) mengusulkan agar insentif PPN perumahan tersebut dapat diperpanjang hingga tahun 2022. Sekjen DPP REI, Amran Nukman mengungkapkan, potensi penambahan penyerapan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) mencapai Rp2,12 triliun.
Asosiasi pengusaha properti ini juga memperkirakan bahwa perpanjangan insentif akan membawa semakin banyak
multiplier effect ke berbagai industri sehingga mendorong pemulihan ekonomi nasional. "Kita sedang berupaya melakukan lobi-lobi. Mudah-mudahan bisa diperpanjang sampai Desember tahun depan, bukan berakhir 1 bulan lagi," jelas Amran. Selain perpanjangan insentif PPN Perumahan, REI mengusulkan agar program pengakuan PPN DPT diperhitungkan pada tanggal transaksi pembelian. Lalu, insentif ini juga diusulkan agar berlaku bagi rumah inden dan bukan hanya
ready stock saja. Asal tahu saja, fasilitas PPN DPT diberikan untuk penyerahan rumah tapak baru dan unit hunian rumah susun baru. Insentif diskon pajak berupa fasilitas PPN DTP diberikan 100% untuk rumah atau unit dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar dan 50% untuk rumah atau unit dengan harga jual di atas Rp2 miliar sampai Rp5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .