JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk tidak tertarik mengikuti langkah Bank Mandiri untuk melepas obligasi rekapitalisasi ke pasar. Kedua bank plat merah ini berencana memegang surat utang warisan krisis 1997-1998 itu hingga jatuh tempo. Bank Mandiri berniat melepas obligasi berstatus available for sale (AFS) sebesar Rp 54 triliun. Manajemen ingin menjualnya lantaran yield terus menurun lantaran referensi penghitungan bunga berubah dari SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan. Paska perubahan ini, yield obligasi rekapitalisasi Mandiri hanya 3%, dari sebelumnya di atas 6%. Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro mengatakan, BTN tidak mengikuti langkah Mandiri karena seluruh obligasi rekapitalisasi BTN sudah direpokan sebagai jaminan untuk mendapatkan pendanaan.
BTN dan BRI ogah melepas obligasi rekapitalisasi
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk tidak tertarik mengikuti langkah Bank Mandiri untuk melepas obligasi rekapitalisasi ke pasar. Kedua bank plat merah ini berencana memegang surat utang warisan krisis 1997-1998 itu hingga jatuh tempo. Bank Mandiri berniat melepas obligasi berstatus available for sale (AFS) sebesar Rp 54 triliun. Manajemen ingin menjualnya lantaran yield terus menurun lantaran referensi penghitungan bunga berubah dari SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan. Paska perubahan ini, yield obligasi rekapitalisasi Mandiri hanya 3%, dari sebelumnya di atas 6%. Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro mengatakan, BTN tidak mengikuti langkah Mandiri karena seluruh obligasi rekapitalisasi BTN sudah direpokan sebagai jaminan untuk mendapatkan pendanaan.