BTN dan D3 Labs Kembangkan Tokenisasi Aset Properti Pertama di Indonesia



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Adopsi teknologi blockchain terus berkembang di sektor keuangan, termasuk pengembangan tokenisasi aset yang kini dilirik oleh institusi keuangan tradisional.  

Tokenisasi, yakni proses mengubah aset fisik menjadi digital melalui jaringan blockchain, dinilai mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan likuiditas aset, sekaligus mendukung inklusi keuangan.  

Dalam Indonesia Blockchain Week 2024 yang digelar di Jakarta pada Selasa (19/11), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengumumkan kolaborasinya dengan D3 Labs untuk mengembangkan tokenisasi aset properti pertama di Indonesia. 


Baca Juga: Tokenisasi Aset Indonesia Diproyeksi Capai US$ 88 Miliar Hingga 2030 Mendatang

Program ini menggunakan skema Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbasis teknologi blockchain untuk mendukung pengelolaan dan pendanaan sektor properti.  

Co-CEO D3 Labs, Tigran Adhiwirya, menekankan pentingnya kolaborasi dalam membawa praktik terbaik tokenisasi ke Indonesia. Menurutnya, dukungan regulator seperti OJK melalui regulatory sandbox memberi ruang besar untuk pertumbuhan sektor ini. 

"Tokenisasi di Indonesia memiliki peluang menjadi yang terdepan di Asia Tenggara, bahkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional," kata Tigran dalam siaran pers Jumat (22/11/2024).  

Sementara itu, Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menambahkan bahwa tokenisasi dapat memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional. 

Ia menyoroti potensi tokenisasi dalam mendukung pendanaan program strategis pemerintah, seperti target pembangunan tiga juta rumah per tahun. 

Baca Juga: IDDB Menjadi Proyek Tokenisasi Surat Utang Pertama di Indonesia

"Tokenisasi memungkinkan likuiditas tinggi dan memperluas akses ke instrumen pasar seperti Mortgage Backed Securities (MBS) atau DIRE,” ujarnya.

Tidak hanya di sektor properti, tokenisasi juga berpotensi besar di aset lain, seperti emas. 

Teguh Wahyono, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian, menyebutkan bahwa tokenisasi emas akan mempermudah masyarakat memiliki aset dengan denominasi yang lebih kecil, menjadikannya lebih terjangkau. “Prosesnya menjadi lebih mudah, efisien, dan likuid,” ungkapnya.  

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga aktif mendorong pengembangan tokenisasi di Indonesia, termasuk untuk surat utang, emas, dan properti. 

Djoko Kurnijanto, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan OJK, menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan regulasi. “Blockchain mampu meningkatkan inklusivitas dan likuiditas aset, tetapi literasi keuangan digital harus terus ditingkatkan,” ujarnya.  

Menurut laporan Project Wira yang diterbitkan BRI Ventures, D3 Labs, dan mitra lainnya, permintaan aset tokenisasi di Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 88 miliar pada 2030. 

Baca Juga: Moms Bisa Cek Aset Properti Hasil Lelang Bank Mandiri di Rumah123

Tokenisasi tidak hanya menurunkan batas investasi minimum tetapi juga memperluas akses pasar bagi investor ritel, mendukung inklusi keuangan secara lebih luas.  

Dengan potensi besar ini, kolaborasi antara BTN dan D3 Labs menjadi langkah strategis dalam mewujudkan ekosistem tokenisasi di Indonesia, sekaligus membuka peluang baru di sektor keuangan dan ekonomi digital.  

Selanjutnya: Kredit UMKM Kembali Tumbuh Melambat di Oktober 2024

Menarik Dibaca: Ternyata Ini Loh Alasan Pentingnya Bermain untuk Anak, Moms.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli