BTN dapat restu guna akusisi dua perusahaan



JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) ingin memperbesar bisnis pasca Kementerian BUMN menyelesaikan porses pembentukan holding perbankan BUMN. Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, telah memiliki sederet rencana akuisisi untuk memperbesar bisnis.

Pertama, BTN akan mencaplok saham Danareksa Investment Manajemen untuk pengelolaan dana hasil dari iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Kemudian, BTN akan mengakuisisi saham Danareksa Finance untuk mengembangkan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis mikro.

Bank berplat merah ini telah merencanakan aksi korporasi tersebut sejak tahun 2016 dan akan dilakukan di tahun 2017 ini. Maryono mengaku sudah berkomunikasi dengan Kementerian BUMN terkait rencana akuisisi kedua perusahaan tersebut.


Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN menambahkan, Kementerian BUMN belum memberikan izin tertulis. Namun Menteri BUMN Rini Soemarno telah memberikan greenlight lisan kepada Direktur Utama BTN. “Ini boleh ditindaklanjuti setelah pembentukan holding selesai,” katanya, kepada KONTAN, Selasa (4/4).

BTN telah menyiapkan dana sebesar Rp 700 miliar yang diambil dari modal untuk akuisisi kedua perusahaan tersebut. Rencananya, BTN ingin menjadi pemegang saham mayoritas di kedua perusahaan tersebut. “Kami ingin kepemilikan masyoritas di atas 50% agar bisa dikonsolidasikan laporan keuangan,” tambahnya.

Iman bilang, untuk jangka panjang pihaknya ingin menikmati pemberian kredit kepada kaum mikro. Khususnya pada segmen KPR mikro yang menjadi keahlian BTN dalam membiayai kredit perumahan. Untuk itu, pencaplokan saham di kedua perusahaan tersebut akan mendukung bisnis BTN pada pembiayaan perumahan berbasis mikro.

Lanjutnya, segmen pembiayaan KPR mikro ini masih uji coba atau pilot projcet. Andai bisnis terbaru ini berjalan mulus maka BTN akan meningkatkan target bisnis tersebut. Pada Februari 2017, BTN telah memberikan KPR mikro kepada para pengusaha mikro seperti tukang bakso. Kemudian, BTN akan meluncurkan program KPR mikro kepada pengemudi gojek di Mei 2017.

Informasi saja, BTN meluncurkan KPR mikro ini dengan plafon Rp 75 juta per nasabah. KPR mikro hanya untuk pegawai informal dan pedagang berpenghasilan tidak tetap dengan penghasilan rata-rata Rp 1,8 juta-Rp 2,8 juta per bulan. BTN menyedikan dana awal sebesar Rp 150 miliar untuk 3.000 debitur.

Meskipun proses akuisisi belum dapat berjalan, namun perusahaan akan menjalankan target-target bisnis yang sudah dicantumkan di Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2017. Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini menargetkan kredit tumbuh 21%-23% pada tahun ini. Dam dana pihak ketiga (DPK) tumbuh mencapai 22%-24% di tahun ini.

Iman menuturkan, perusahaan telah mencatat pertumbuhan yang baik di kuartal I-2017 ini. BTN memperkirakan pertumbuhan kredit sekitar 20% di kuartal pertama dan DPK tumbuh 19,8% di kuartal pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto