JAKARTA. Untuk menjaga likuiditas bisnisnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana menggenjot Dana Pihak Ketiga (DPK). "Tahun ini kami menargetkan DPK 30%," sebut Direktur Utama BTN, Maryono, di Jakarta Convention Center, Kamis, (23/5). Pertumbuhan DPK ini bahkan lebih tinggi dibanding kredit yang diproyeksikan naik 28%. Pada kuartal pertama tahun ini, kredit yang disalurkan BTN yakni Rp 88,5 triliun. Angka tersebut tumbuh 26,8% dibanding Rp 66,4 triliun per kuartal pertama 2012. Sedangkan, DPK meningkat 34,6% dari Rp 64,7 triliun menjadi Rp 87 triliun. Sepertinya, bank yang berfokus pada kredit properti ini memang menargetkan DPK tumbuh lebih tinggi daripada kredit supaya membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di dalam rentang ketentuan Bank Indonesia (BI). Karena pada kuartal pertama tahun ini, LDR BTN berada di posisi 98,1%. Ini bahkan mendekati rentang atas LDR yang disarankan BI yaitu 78-100%. Untuk menurunkan lagi LDR dan menaikkan DPK-nya, Maryono menyebut bahwa ia memiliki beberapa cara. Misalnya, menarik nasabah ritel dan konsumer yang menjadi debitur Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk menyimpan giro dan tabungan di BTN. Selain itu, BTN juga berusaha menjaring dana di tingkat korporasi. "Bisa diambil untuk jangka menengah, kemudian menerbitkan bond untuk dana jangka panjang," sebut Maryono. Ia mengatakan, BTN membutuhkan pendanaan jangka panjang, untuk penyaluran KPR yang betenor 15-20 tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BTN incar kenaikan DPK 30%
JAKARTA. Untuk menjaga likuiditas bisnisnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana menggenjot Dana Pihak Ketiga (DPK). "Tahun ini kami menargetkan DPK 30%," sebut Direktur Utama BTN, Maryono, di Jakarta Convention Center, Kamis, (23/5). Pertumbuhan DPK ini bahkan lebih tinggi dibanding kredit yang diproyeksikan naik 28%. Pada kuartal pertama tahun ini, kredit yang disalurkan BTN yakni Rp 88,5 triliun. Angka tersebut tumbuh 26,8% dibanding Rp 66,4 triliun per kuartal pertama 2012. Sedangkan, DPK meningkat 34,6% dari Rp 64,7 triliun menjadi Rp 87 triliun. Sepertinya, bank yang berfokus pada kredit properti ini memang menargetkan DPK tumbuh lebih tinggi daripada kredit supaya membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di dalam rentang ketentuan Bank Indonesia (BI). Karena pada kuartal pertama tahun ini, LDR BTN berada di posisi 98,1%. Ini bahkan mendekati rentang atas LDR yang disarankan BI yaitu 78-100%. Untuk menurunkan lagi LDR dan menaikkan DPK-nya, Maryono menyebut bahwa ia memiliki beberapa cara. Misalnya, menarik nasabah ritel dan konsumer yang menjadi debitur Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk menyimpan giro dan tabungan di BTN. Selain itu, BTN juga berusaha menjaring dana di tingkat korporasi. "Bisa diambil untuk jangka menengah, kemudian menerbitkan bond untuk dana jangka panjang," sebut Maryono. Ia mengatakan, BTN membutuhkan pendanaan jangka panjang, untuk penyaluran KPR yang betenor 15-20 tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News