JAKARTA. Demi menumbuhkan pertumbuhan fee based income, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berusaha untuk mengembangkan bancassurance. Kali ini, BTN menggandeng PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Ini merupakan perusahaan asuransi ketiga yang menjalin kerja sama dengan BTN. Sebelumnya, BTN telah menjalin kerja sama dengan Zurich dan Jiwasraya. "Selain meningkatkan usaha, target kita yaitu perolehan fee based income," ucap Direktur Utama BTN, Maryono, di Menara BTN, Senin, (27/5). Tahun ini BTN menargetkan kenaikan fee based income sebesar 66% menjadi Rp 957,8 miliar. Di pengujung 2012 lalu, fee based income yang dikantongi BTN sebesar Rp 577 miliar. Maryono menyebut, penargetan fee based income tersebut bersumber dari berbagai transaksi. Pertama, yaitu peningkatan tabungan. Kedua, yakni bank garansi. Lalu ketiga merupakan peningkatan jasa perbankan, di mana bancassurance termasuk ke dalamnya. Hanya saja, produk bancassurance ini belum resmi dipasarkan. "Belum mulai. Masih menunggu izin Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," sebut Direktur Konsumer BTN, Irman Zahiruddin. Saat ini, peluncuran bancassurance tersebut pun masih dalam tahap persiapan, seperti training, sertifikasi agen, registrasi, dan lain-lain. Sedangkan, nantinya pun masih akan ada tahap kerja sama marketing untuk penjualan produk. Irman berharap, produk bancassurance-nya dapat segera meluncur dalam waktu dekat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BTN incar kenaikan fee based income
JAKARTA. Demi menumbuhkan pertumbuhan fee based income, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berusaha untuk mengembangkan bancassurance. Kali ini, BTN menggandeng PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Ini merupakan perusahaan asuransi ketiga yang menjalin kerja sama dengan BTN. Sebelumnya, BTN telah menjalin kerja sama dengan Zurich dan Jiwasraya. "Selain meningkatkan usaha, target kita yaitu perolehan fee based income," ucap Direktur Utama BTN, Maryono, di Menara BTN, Senin, (27/5). Tahun ini BTN menargetkan kenaikan fee based income sebesar 66% menjadi Rp 957,8 miliar. Di pengujung 2012 lalu, fee based income yang dikantongi BTN sebesar Rp 577 miliar. Maryono menyebut, penargetan fee based income tersebut bersumber dari berbagai transaksi. Pertama, yaitu peningkatan tabungan. Kedua, yakni bank garansi. Lalu ketiga merupakan peningkatan jasa perbankan, di mana bancassurance termasuk ke dalamnya. Hanya saja, produk bancassurance ini belum resmi dipasarkan. "Belum mulai. Masih menunggu izin Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," sebut Direktur Konsumer BTN, Irman Zahiruddin. Saat ini, peluncuran bancassurance tersebut pun masih dalam tahap persiapan, seperti training, sertifikasi agen, registrasi, dan lain-lain. Sedangkan, nantinya pun masih akan ada tahap kerja sama marketing untuk penjualan produk. Irman berharap, produk bancassurance-nya dapat segera meluncur dalam waktu dekat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News