BTN incar pendanaan non konvensional Rp 18 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengincar pertumbuhan kinerja rata-rata di kisaran 20% pada tahun ini. Selain itu, bank berkode saham BBTN di BEI ini menargetkan dapat menyalurkan 750.000 unit kredit pemilikan rumah (KPR), meningkat 84.000 unit dibandingkan realisasi tahun lalu sejumlah 666.806 unit.

Untuk menopang target tersebut, Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyatakan, pihaknya tengah mengincar pendanaan non konvensional sekitar Rp 18 triliun. "Kami rencananya Rp 18 triliun di tahun ini. Jumlah itu dari macam-macam," ujarnya di Jakarta, Sabtu (3/2).

Iman menambahkan, tahun ini, BTN tidak berencana menerbitkan surat berharga jangka panjang, alias hanya mengincar dana jangka pendek yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Sebab, BTN telah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa skema fasilitias likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan subsidi selisih bunga (SSB).


Adapun untuk pendanaan pertama di tahun ini, Iman menyebut, pada awal Maret 2018, BTN berencana melakukan sekuritisasi aset sebesar Rp 2 triliun. Selain surat utang dan sekuritisasi, BTN juga akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD).

Direktur Strategy, Risk & Compliance BTN Mahelan Prabantarikso menyebut, pihaknya juga bakal menerbitkan obligasi subordinasi atau subdebt sebanyak Rp 3 triliun di kuartal II 2018. "Kondisi modal atau capital adequacy ratio (CAR) kita di level 18%, untuk ekspansi 750.000 unit rumah tahun ini masih memungkinkan," ujarnya.

Menurut Mahelan, beberapa opsi tersebut dilakukan guna menjaga kebutuhan pendanaan untuk penyaluran KPR. Tak hanya mengandalkan dana non konvensional, pihaknya juga bakal mendorong peningkatan dana pihak ketiga (DPK).

Gambaran saja, berdasarkan laporan keuangan Desember 2017 (unaudited), BTN mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 20,33% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 178,08 triliun.

Mahelan optimistis, tahun ini, pihaknya masih bisa mencatatkan pertumbuhan DPK sekitar 22%, dengan fokus pertumbuhan di dana murah alias current account and savings account (CASA). Sementara dari sisi permodalan, BTN berencana untuk menjaga posisi rasio kecukupan modal atau CAR di level 17% hingga 18%.

Sekadar informasi, sampai penghujung 2017, BTN telah menyalurkan kredit perumahan sekitar Rp 140 triliun (unaudited) atau naik 20,41% yoy dari Rp 116,54 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk KPR, hingga akhir tahun lalu, BTN telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 71,34 triliun untuk 666.806 unit rumah. Realisasi tersebut mencapai 100,12% dari target BTN pada 2017 sebesar 666.000 rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini