BTN: Indonesia jauh dari bubble properti



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana memperketat lagi pemberian Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Pihak regulator tersebut menilai, kredit properti yang tumbuh terlalu tinggi dapat berdampak pada neraca pembayaran. "Pembuat ketentuan tak mempelajari. Indonesia belum bubble properti," ujar Direktur Utama BTN, Maryono, Rabu, (23/5). Ini karena Indonesia masih memiliki backlog properti sejumlah 1,3 juta unit. Bahkan, tiap bulan jumlah tersebut bertambah sebesar 400 ribu unit. Maryono menyebut, pemberian kredit properti yang mengkhawatirkan itu tergantung pada lokasi dan segmentasi. Misalnya, harga tanah di daerah Menteng dan Kebayoran Baru yang tadinya Rp 4 juta/meter menjadi Rp 10 juta/meter. Sedangkan, kredit properti di BTN sebagian besar disalurkan ke rumah menengah ke bawah. Ia mengaku, pembiayaan kelas menengah atasnya cuma  2% terhadap total kredit. Kemudian rata-rata pemberian kredit rumah di BTN berkisar antara Rp 200 juta-Rp 300 juta. Pada kuartal pertama 2013, kredit perumahan BTN tumbuh 28,62% dari Rp 66,4 triliun ke posisi Rp 88,5 triliun. Hingga pengujung tahun ini, BTN memproyeksikan kredit tumbuh antara 26-30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: