JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tengah melakukan penjajakan bilateral loan guna mensukseskan program sejuta rumah. Ada beberapa lembaga yang sudah menawarkan pinjaman tersebut, seperti Asean Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) dan China Development Bank (CDB). Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, potensi pinjaman bilateral tersebut nilainya mencapai US$ 1 miliar dan sudah dapat direalisasikan pada 2016 mendatang. Namun, saat ini, ada beberapa faktor yang masih menjadi pertimbangan, seperti biaya hedging untuk menekan cost. “Kami punya beberapa opsi sumber pendanaan. Selain dari lembaga internasional, bisa dengan DPK, sekuritisasi asset, pemerintah, dan fasilitas likuiditas perumahan FLPP,” ujar Maryono ketika ditemui di Kementerian BUMN, Senin (3/8). Sebelumnya, Direktur Treasury & Asset Management BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan bahwa pinjaman dari ADB nilainya bisa mencapai US$160 juta hingga US$200 juta atau sekitar Rp 2,08 triliun – Rp 2,6 triliun.
BTN jajaki bilateral loan senilai US$ 1 miliar
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tengah melakukan penjajakan bilateral loan guna mensukseskan program sejuta rumah. Ada beberapa lembaga yang sudah menawarkan pinjaman tersebut, seperti Asean Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) dan China Development Bank (CDB). Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, potensi pinjaman bilateral tersebut nilainya mencapai US$ 1 miliar dan sudah dapat direalisasikan pada 2016 mendatang. Namun, saat ini, ada beberapa faktor yang masih menjadi pertimbangan, seperti biaya hedging untuk menekan cost. “Kami punya beberapa opsi sumber pendanaan. Selain dari lembaga internasional, bisa dengan DPK, sekuritisasi asset, pemerintah, dan fasilitas likuiditas perumahan FLPP,” ujar Maryono ketika ditemui di Kementerian BUMN, Senin (3/8). Sebelumnya, Direktur Treasury & Asset Management BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan bahwa pinjaman dari ADB nilainya bisa mencapai US$160 juta hingga US$200 juta atau sekitar Rp 2,08 triliun – Rp 2,6 triliun.