KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) meyakini bisnis properti akan makin membaik di tahun ini. Ujungnya, permintaan kredit perumahan pun akan terungkit naik. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), semisal, menargetkan bisa membiayai sebanyak 750.000 unit melalui skema KPR, baik itu KPR subsidi maupun KPR non subsidi. Jumlah tersebut meningkat ketimbang tahun lalu. Lewat program sejuta rumah hingga akhir tahun 2017, BTN telah menyalurkan kredit senilai Rp 71,34 triliun untuk 666.806 unit rumah. Realisasi itu tercatat mencapai 100,12% atau melebihi target BTN pada 2017 sebanyak 666.000 unit rumah.
Maryono, Direktur Utama Bank Tabungan Negara menyatakan, target yang ditetapkan BTN selama ini selalu berhasil terealisasi. Dalam tiga tahun terakhir, bank spesialis kredit properti ini tercatat sudah membiayai 1,7 unit rumah melalui KPR. Maryono menambahkan, BTN semakin optimistis dengan target KPR tahun ini, lantaran didukung berbagai program pemerintah. Mulai dari fasilitas likuiditas pembayaran perumahan (FLPP) maupun subsidi suku bunga (SSB) yang disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Beberapa cara juga ditempuh BTN untuk memenuhi target tersebut. Antara lain dengan menggelar Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 serta menawarkan produk anyar. Antara lain, program KPR Zero untuk memudahkan masyarakat memiliki rumah. Program lain yakni KPR
Easy Payment. Jadi nasabah hanya diminta mengangsur bunga selama dua tahun. Setelah itu, nasabah baru diminta mengangsur angsuran pokok dan bunga. "Kami berharap dengan fasilitas ini akan semakin banyak menjangkau masyarakat memiliki rumah dengan harga dan skema terjangkau," imbuh Maryono. Sekadar informasi, Hingga akhir 2017, BTN telah menyalurkan kredit perumahan
unaudited senilai Rp 140 triliun. Jumlah tersebut meningkat 20,41% dari sebelumnya Rp 116,54 triliun.
Untuk menopang target bisnis BTN, Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyatakan, pihaknya sedang mengincar pendanaan non konvensional sekitar Rp 18 triliun di tahun ini."Itu dari macam-macam," ujar Iman, Sabtu (3/2). Iman menambahkan, untuk tahun ini BTN hanya mengincar dana jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. Sebab, BTN telah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa skema FLPP dan juga subsidi selisih bunga (SSB). Untuk pendanaan paling pertama di tahun ini, Iman menyebut, pada awal Maret 2018, BTN akan melakukan sekuritisasi aset senilai Rp 2 triliun. Selain surat utang dan sekuritisasi, BTN juga akan menerbitkan
negotiable certificate of deposit (NCD). BTN pun akan menerbitkan obligasi subordinasi (
subdebt) sebanyak Rp 3 triliun di kuartal II 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati