BTN Optimistis Pasar Sekunder KIK-EBA Bakal Likuid



JAKARTA. Dengan terbitnya harga pasar wajar efek beragun aset, PT Bank Tabungan Negara Tbk optimistis produk kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) akan likuid di pasar sekunder.

Wakil Direktur BTN Evi Firmansyah mengakui, sebelum ada penerapan harga wajar, dua produk KIK-EBA BTN bernama DSMF 01 dan DSMF 02 kurang likuid di pasar sekunder. "Tidak adanya acuan harga mark to market membuat dua produk itu kurang likuid," katanya, Selasa (22/6).

Evi menambahkan, asing menjadi peminat mayoritas produk ini di pasar sekunder. Ada empat hal utama yang membuat KIK-EBA masih laku di pasar.Pertama, instrumen ini lebih aman dibandingkan obligasi pada umumnya karena tidak ada jaminan khusus yang harus dijaminkan. Kedua, rumah adalah aset yang paling aman karena nilai tanah selalu naik. "Dan jangan khawatir dengan subprime karena Indonesia belum ada produk subprime," ujarnya.Ketiga, yang disekuritisasi adalah kepemilikan rumah pertama. Artinya, pemiliknya akan melunasi dengan teratur karena tak ingin kehilangan rumah pertamanya.Keempat, terhadap 100% pembiayaan ada jaminan 10%. Istilahnya, ada asuransi terhadap sekuritisasinya. Kelima, loan to value sudah 20%-80% atau dari pembiayaan yang disalurkan, 20% self loan dan 80% oleh BTN."Ratingnya juga tinggi, yaitu idAAA oleh Pefindo (Pemeringkatan Efek Indonesia)," tegas Evi.


BTN juga optimistis bisa meraup Rp 750 miliar - Rp 1 triliun dari produk sekuritisasi aset KIK-EBA ketiga alais DSMF 03. Evi bilang, bunganya akan berada di atas 10,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa