JAKARTA. Setelah berhasil merilis obligasi berkelanjutan senilai Rp 3 triliun, kini Bank Tabungan Negara (BTN) siap memulai kembali pencarian dana melalui pasar modal. Diantaranya adalah dengan memproses penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dan EBA Surat Partisipasi (SP). "Dua rencana itu sudah first submission ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ungkap Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN kepada KONTAN, Senin (6/7). Iman menegaskan, nilai total dari dua aksi itu mencapai Rp 3 triliun. Yang terdiri dari KIK EBA Rp 1,5 triliun, dan EBA SP Rp 1,5 triliun. Rencana-rencana BTN dalam mencari pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) tak lepas dari rencana bisnis di tahun ini. BTN membidik pertumbuhan aset 19%-20%, penyaluran kredit 17%-20%, DPK 19%-22%, dan laba hingga naik 40%. Selain itu, BTN juga memerlukan dana untuk berkontribusi dalam program sejuta rumah. Selain dari pasar modal, Iman juga bilang, BTN masih mengkaji sumber pendanaan dari pinjaman bilateral. "Tetap kami jajaki. Tetapi timingnya disesuaikan dengan kebutuhan, karena pendanaan utama untuk ekspansi kredit tetap bersumber dari DPK," imbuh Iman. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BTN proses penerbitan KIK EBA dan EBA SP
JAKARTA. Setelah berhasil merilis obligasi berkelanjutan senilai Rp 3 triliun, kini Bank Tabungan Negara (BTN) siap memulai kembali pencarian dana melalui pasar modal. Diantaranya adalah dengan memproses penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dan EBA Surat Partisipasi (SP). "Dua rencana itu sudah first submission ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ungkap Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN kepada KONTAN, Senin (6/7). Iman menegaskan, nilai total dari dua aksi itu mencapai Rp 3 triliun. Yang terdiri dari KIK EBA Rp 1,5 triliun, dan EBA SP Rp 1,5 triliun. Rencana-rencana BTN dalam mencari pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) tak lepas dari rencana bisnis di tahun ini. BTN membidik pertumbuhan aset 19%-20%, penyaluran kredit 17%-20%, DPK 19%-22%, dan laba hingga naik 40%. Selain itu, BTN juga memerlukan dana untuk berkontribusi dalam program sejuta rumah. Selain dari pasar modal, Iman juga bilang, BTN masih mengkaji sumber pendanaan dari pinjaman bilateral. "Tetap kami jajaki. Tetapi timingnya disesuaikan dengan kebutuhan, karena pendanaan utama untuk ekspansi kredit tetap bersumber dari DPK," imbuh Iman. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News