BTN ramal suku bunga kredit stabil



JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tidak akan menaikkan bunga kredit meski Bank Sentral Amerika Serikat (AS) telah menaikkan suku bunga kredit sebesar 25 basis poin (bps).

Direktur Keuangan dan Treasury BTN, Iman Nugroho Soeko mengatakan, hal tersebut telah dapat diantisipasi oleh pasar. Selain itu, pihaknya juga menyebut walaupun Fed Fund Rate (FFR) naik Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikkan suku bunga kredit.

Pertimbangan BI melihat masih terkendalinya inflasi serta didorong membaiknya pasar modal menyusul kenaikan rating Standard and Poor's (S&P) untuk Indonesia menjadi layak investasi.


"Kami harap, tidak terjadi arus balik dana luar negeri di Indonesia ke AS secara besar-besaran sehingga kurs rupiah terhadap USD tidak tertekan dan tetap stabil," ujar Iman kepada KONTAN, Kamis (15/6).

Sebelumnya, Direktur BTN Adi Setianto juga menilai sampai saat ini pihaknya telah berhasil menjaga dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Itu membuat pihaknya belum ada alasan untuk perseroanBTN menaikkan suku bunga kredit.

Di sisi lain, kondisi likuditas BTN sampai saat ini masih terbilang cukup. Hal ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada di posisi 105% sementara loan to funding ratio (LFR) di level 98% sampai dengan akhir Mei 2017 lalu. "Kami belum menaikkan suku bunga kredit dan kelihatannya akan stabil," ujar Adi.

Sebagai tambahan informasi saja, merujuk data uang beredar yang dirilis oleh BI pada bulan April 2017, suku bunga kredit relatif stabil sementara suku bunga simpanan masih pada tren menurun. Pada April 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 11,92%, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 11,90%.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing tercatat sebesar 6,37%, 6,64%, dan 7,02%. Angka tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. Selain itu suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil pada 7,10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini