JAKARTA. Untuk menambah kekuatan modal, PT Bank Tabungan Negara Tbk berencana menggelar rights issue alias penawaran saham. Menurut rencana, BTN akan melepas saham sekitar 10% dari total saham BTN.Direktur Keuangan BTN Saut Pardede mengatakan, target rights issue akan digelar sekitar 2013. Meskipun demikian, Saut menegaskan, pelepasan sekitar 10% masih merupakan wacana dengan tujuan saham beredar di pasar bisa genap mendekati 40%. "Agar dapat tax benefit (keuntungan insentif pajak)," katanya kepada KONTAN hari ini, Rabu (3/11).Hingga kini, pemerintah menggenggam 72,92% saham BTN. Sisanya, sekitar 27,08% merupakan saham beredar di publik.Meskipun demikian, BTN masih belum membicarakan dan mendiskusikan rencananya kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang jelas, Saut bilang, berdasarkan rencana jangka panjang, tahun 2013 terlihat ada kebutuhan penambahan dana. "Jadi belum ada kebijakan dan pembicaraan tentang jumlah dan harga," tegas Saut.Saut berharap dari hajatan ini pihaknya bisa meraup sekitar Rp 5 triliun. "Namun perkiraan jumlah ini pun masih wacana lantaran menyesuaikan dengan asumsi dan espektasi harga saham BTN," cetus Saut buru-buru. Wakil Direktur BTN Evi Firmansyah menerangkan, rencana rights issue ini rencananya juga bisa untuk mengantisipasi tergerusnya rasio permodalan alias capital adequacy ratio (CAR) BTN. CAR akan tergerus karena pertumbuhan kredit BTN yang mencapai 25-30%. "Untuk ekspansi kami ingin menjaga CAR di 12%," tutur Evi. Menteri BUMN Mustafa Abubakar membenarkan, dirinya belum mengetahui rencana aksi korporasi BTN tersebut. "Sampai sekarang belum sampai ke meja saya tentang permohonan right issue BTN ini," ujarnya.
BTN rencana rights issue tahun 2013
JAKARTA. Untuk menambah kekuatan modal, PT Bank Tabungan Negara Tbk berencana menggelar rights issue alias penawaran saham. Menurut rencana, BTN akan melepas saham sekitar 10% dari total saham BTN.Direktur Keuangan BTN Saut Pardede mengatakan, target rights issue akan digelar sekitar 2013. Meskipun demikian, Saut menegaskan, pelepasan sekitar 10% masih merupakan wacana dengan tujuan saham beredar di pasar bisa genap mendekati 40%. "Agar dapat tax benefit (keuntungan insentif pajak)," katanya kepada KONTAN hari ini, Rabu (3/11).Hingga kini, pemerintah menggenggam 72,92% saham BTN. Sisanya, sekitar 27,08% merupakan saham beredar di publik.Meskipun demikian, BTN masih belum membicarakan dan mendiskusikan rencananya kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang jelas, Saut bilang, berdasarkan rencana jangka panjang, tahun 2013 terlihat ada kebutuhan penambahan dana. "Jadi belum ada kebijakan dan pembicaraan tentang jumlah dan harga," tegas Saut.Saut berharap dari hajatan ini pihaknya bisa meraup sekitar Rp 5 triliun. "Namun perkiraan jumlah ini pun masih wacana lantaran menyesuaikan dengan asumsi dan espektasi harga saham BTN," cetus Saut buru-buru. Wakil Direktur BTN Evi Firmansyah menerangkan, rencana rights issue ini rencananya juga bisa untuk mengantisipasi tergerusnya rasio permodalan alias capital adequacy ratio (CAR) BTN. CAR akan tergerus karena pertumbuhan kredit BTN yang mencapai 25-30%. "Untuk ekspansi kami ingin menjaga CAR di 12%," tutur Evi. Menteri BUMN Mustafa Abubakar membenarkan, dirinya belum mengetahui rencana aksi korporasi BTN tersebut. "Sampai sekarang belum sampai ke meja saya tentang permohonan right issue BTN ini," ujarnya.