JAKARTA. Pemerintah berencana menurunkan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dari semula 7,25% menjadi 5%. Dengan demikian, suku bunga cicilan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa berkurang hingga Rp 200.000 per bulan dengan asumsi penghasilan per bulan Rp 4 juta untuk masa tenor maksimal 20 tahun. PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk sebagai salah satu bank penyalur program FLPP menyambut baik hal ini. Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, dengan adanya penurunan suku bunga kredit bagi rumah murah ini, maka market size FLPP bisa lebih luas lagi.
BTN sambut baik rencana penurunan bunga KPR FLPP
JAKARTA. Pemerintah berencana menurunkan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dari semula 7,25% menjadi 5%. Dengan demikian, suku bunga cicilan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa berkurang hingga Rp 200.000 per bulan dengan asumsi penghasilan per bulan Rp 4 juta untuk masa tenor maksimal 20 tahun. PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk sebagai salah satu bank penyalur program FLPP menyambut baik hal ini. Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, dengan adanya penurunan suku bunga kredit bagi rumah murah ini, maka market size FLPP bisa lebih luas lagi.