BTN Sebut Pendapatan Fee dari BI-Fast Sudah Menutup Biaya Investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi BI-Fast yang diproses PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus mengalami peningkatan. Sehingga pendapatan yang diperoleh bank pelat merah ini dari transaksi itu juga semakin besar. 

Andi Nirwoto Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN mengatakan, rata-rata transaksi BI-Fast yang diproses BTN meningkat 50% setiap bulannya hingga bulan Juli 2022. 

Tarif BI-Fast memang lebih murah dari transfer online, yakni hanya dikenakan sebesar maksimal Rp 2.500. Bank Indonesia (BI) membebankan biaya kepada peserta sebesar Rp 19, sedangkan sisanya Rp 2.481 akan menjadi pendapatan bank sebagai issuer/pengirim.


Baca Juga: BTN Pertahankan Target Pertumbuhan Kredit 9% Hingga Akhir Tahun 2022

Besarnya transaksi tersebut sudah menutup biaya investasi untuk sistem utama agar terhubung ke infrastruktur Bi-Fast. 

"Dilihat dari sisi besaran investasi, fee yg diperoleh pada dasarnya kalau untuk sistem utama saja sudah bisa dikatakan tertutup," ungkap Andi pada Kontan.co.id, Senin (29/8). 

Untuk bisa jadi peserta BI-Fast, bank memang perlu menyiapkan infrastruktur konektor BI Fast yang butuh investasi besar. Andi menyebutkan total capex untuk investasi perangkat lunak dan perangkat keras yang menghubungkan sistem bank ke BI-Fast yang digelontorkan BTN mencapai sekitar Rp 25 miliar - Rp 30 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi