KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN) atau BTN mengaku tren simpanan nasabahnya sedikit melesu di periode pertengahan kuartal kedua 2023. Melesunya segmen himpunan dana pihak ketiga (DPK) ini disebabkan nasabah perorangan yang lebih banyak melakukan pengeluaran keuangannya ketimbang menyimpan uangnya di bank. "Tren simpanan nasabah periode April-Mei di BTN cenderung sedikit melesu melihat dari aspek spending nasabah mulai meningkat dan pemulihan ekonomi yang mulai membaik sehingga dana teralokasi untuk bagian dari pemulihan bisnis nasabah," kata Jasmin, Direktur Distribution and Funding BTN kepada Kontan.co.id, Selasa (30/5).
Di sisi lain, Jasmin mengatakan suku bunga yang relatif flat terhitung dari Januari hingga Mei Bank Indonesia sudah menahan 7Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) di 5,75%, sehingga nasabah mulai mencari instrumen dengan tingkat imbal hasil yang lebih atraktif daripada produk banking tradisional.
Baca Juga: BTN Dorong Milenial Terjun Jadi Pengusaha Properti "Selaras dengan hal tersebut, aspek alternatif investasi juga menjadi attribute pelemahan pertumbuhan dana di simpanan, sehingga berpotensi DPK pindah ke instrumen SBN Ritel Perdana," jelasnya. Meski tidak merinci angka pertumbuhan DPK di BTN untuk periode April-Mei, namun perseroan meyakini dapat terus mendorong pertumbuhan DPK perbankan dengan menyiapkan strategi, sala satunya dengan mendorong aktifitas transaksi nasabah melalui transaksi digital maupun kartu debit. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan dana murah simpanan yang lebih sustain, sehingga tercipta kebiasaan bertransaksi melalui BTN Mobile dan Kartu debit. "Sementara kami terus juga mendorong penempatan deposito dengan suku bunga yang kompetitif namun juga tetap menjaga dan menurunkan cost of fund," kata Jasmin.
Baca Juga: Perkuat Keamanan Digital, BTN Anggarkan Belanja Modal IT Rp 550 Miliar Sebagai informasi, di kuartal I-2023, BTN mencatat perolehan DPK sebesar Rp 319,60 triliun atau tumbuh 10,01% (YoY).
BTN saat ini juga mengaku fokus untuk pengembangan ekosistem yang berkenaan di bidang properti, kesehatan, hingga perdagangan untuk meningkatkan
Current Account Saving Account (CASA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto