KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus memperluas kegunaan QRIS hingga bisa digunakan untuk melakukan pembayaran di luar negeri. Setelah dengan Thailand, BI tengah mempersiapkan sistem dan infrastruktur QRIS antara Indonesia dan Malaysia. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melihat inisiasi ini bisa meningkatkan geliat ekonomi di antara negara-negara yang bekerjasama. Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN Andi Nirwoto menyatakan langkah ini harus segera dapat diantisipasi oleh perbankan di negara tersebut sehingga dapat memaksimalkan potensi yang tercipta untuk mendorong transaksi.
Menurut Andi, Bank BTN melihat inisiatif ini sebagai salah satu potensi di era digital dimana gaya hidup masyarakat saat ini sudah serba digital, termasuk penggunaan QRIS dalam transaksi keuangannya. "BTN akan memperkuat infrastruktur TI dan sistem yang terkait untuk dapat mendukung implementasi QRIS lintas negara," ujar Andi kepada Kontan.co.id pada Selasa (25/1). Andi bilang, BTN juga akan memperluas kerjasama dengan pihak ketiga sehingga diharapkan layanan tersebut akan berjalan optimal. Kendati demikian, ia melihat masih ada tantangan yang harus dihadapi terkait inisiatif tersebut. Mulai dari kebijakan yang berbeda antara setiap negara khususnya terkait transaksi keuangan yg akan terlibat dalam QRIS antar negara tersebut. Negara-negara tersebut harus dapat menyusun kesepakatan mengenai kebijakan/peraturan yg harus disepakati bersama agar tidak terjadi dispute di kemudian hari. Baca Juga: Ada Peluang, Bank Mandiri Persiapkan Infrastruktur QRIS Lintas Negara "Selain itu perlu diperhatikan juga keseragaman kesiapan insfrastruktur di setiap negara sehingga tidak terjadi gap nengenai technology readiness di masing-masing negara yang bekerjasama yang dapat menyebabkan layanan dapat terganggu," paparnya. Sementara untuk peluang yang harus dimaksimalkan oleh bank tentunya adalah mengenai perluasan area coverage layanan QRIS bank dimana akan terdapat bonus geografi atas jangkauan layanan kepada end customer. Namun bank tetap harus mempertimbangkan demografi di masing-masing negara mengingat perbedaan kultur akan mempengaruhi perilaku nasabah terhadap penggunaan layanan bank.