BTN Syariah Tumbuh Merekah



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Syariah membawa berkah. Sebagai orang tua, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) turut andil mendidik anak usaha mereka yakni Unit Usaha Syariah (UUS) agar mampu tumbuh sehat dan besar di masa mendatang.

Berkat keseriusan mendidik anak usaha, kinerja unit syariah BTN ini tumbuh melesat dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini. Tercermin dari perolehan aset UUS BTN Syariah mencapai Rp 54 triliun di akhir tahun 2023 lalu.

Tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekretaris Perusahaan BTN, Ramon Armando mengatakan, pertumbuhan aset yang tembus lebih dari Rp 50 triliun tersebut tidak lepas dari pertumbuhan pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan BTN Syariah.


BTN Syariah berhasil membukukan kenaikan aset sebesar 19,79% pada akhir tahun lalu. Tak mau berpuasa diri, BTN menargetkan aset UUS BTN Syariah mampu tumbuh double digit di tahun 2024 ini. “Kenaikan aset BTN Syariah ditopang oleh fundamental dan pertumbuhan bisnis yang solid,” kata Ramon, Kamis (15/02).

Baca Juga: Permintaan KPR Syariah Melonjak, BTN Syariah Meraup Berkah

Dalam mencapai target pertumbuhan aset yang berkesinambungan, BTN Syariah akan meningkatkan penyaluran pembiayaan syariah dan juga DPK syariah. Nah, upaya yang BTN Syariah lakukan adalah memperluas jangkauan dengan memperbanyak penambahan kantor cabang syariah di berbagai daerah.

Kinerja aset tersebut berasal dari pertumbuhan pembiayaan dan pendanaan. Seperti apa kinerja BTN Syariah? Untuk pembiayaan tercatat mampu tumbuh 17,4% menjadi Rp 37,1 triliun di akhir tahun 2024 lalu.

Nah, proporsi terbesar berasal dari pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang menjadikan BTN Syariah sebagai pemain utama disegmen ini. KPR untuk rumah subsidi dan KPR komersial kompak tumbuh positif, misalnya KPR rumah subsidi tumbuh 20,6% menjadi Rp 22,96 triliun dan KPR rumah komersial tumbuh 16,6% menjadi Rp 11,60 triliun.

Lanjut Ramon, KPR yang tumbuh positif tersebut karena banyak nasabah yang mengajukan KPR dengan akad syariah. “Tren ini terus meningkat dengan permintaan yang terus bertumbuh terutama di daerah Jawa Barat, Aceh dan NTB,” tambah Ramon.

Harapannya, pertumbuhan KPR Syariah bisa double digit hingga akhir tahun ini. Caranya dengan menjaga pangsa pasar KPR BTN Syariah hingga saat ini yang mayoritas untuk KPR subsidi. Artinya, UUS BTN Syariah juga fokus pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan untuk KPR non subsidi juga menyasar para milenial yang lebih nyaman dengan akad syariah.

Baca Juga: Bos BTN Targetkan Merger UUS BTN dan Bank Muamalat Rampung April 2024

Laju pembiayaan tersebut tak lepas dari kepercayaan nasabah menempatkan dana mereka di BTN Syariah. Di akhir tahu 2023 lalu, DPK tumbuh 20,7% menjadi Rp 41,8 triliun, dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 34,64 triliun.

Ramon bilang, kenaikan sisi pendanaan yang lebih tinggi dari pembiayaan ini menunjukkan perseroan memiliki likuiditas yang kuat sekaligus tingginya tingkat kepercayaan publik untuk menyimpan dananya di BTN Syariah. 

Usaha tersebut berbuah manis. Laba UUS BTN Syariah melejit tumbuh 110,5% mencapai Rp 702,3 miliar di akhir tahun 2023 dibandingkan posisi Rp 333,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja UUS BTN Syariah yang cemerlang boleh diancungi jempol. Tak heran induk usaha BTN merelakan UUS untuk melakukan spinoff di tahun 2024, karena nilai aset sudah lebih dari Rp 50 triliun.

Langkah selanjutnya, BTN akan melakukan merger antara UUS BTN Syariah dengan Bank Muamalat. Kedepan, bank hasil merger ini akan menjadi bank terbesar di Indonesia yang mampu hidup berdampingan dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Nina Dwiantika