KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berupaya untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Tercatat hingga kuartal III-2017 NPL BTN ada di level 3,07%. Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, untuk menekan NPL ada tiga strategi yang dilakukan BTN. Yaitu, bagaimana antisipasi sebelum menjadi NPL, pengelolaan yang sudah menjadi NPL dan penyelesaian NPL yang sudah tidak bisa dibantu lagi. “Tapi yang paling penting adalah antisipasi sebelum menjadi NPL seperti mengingatkan nasabah dengan cara apa saja. Menganalisa kolektabilitasnya. Akhir tahun NPL dapat di bawah 2,8%,” ujar Maryono, Minggu (24/12). Maryono menjelaskan, pihaknya sudah melakukan restrukturisasi seperti pelelangan, penjualan hingga likuidasi guna perbaiki NPL. “Pembinaan dan penagihan hampir sama banyak kita sudah lakukan, karena kebanyakan KPR dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah,” jelas Maryono. Untuk KPR subsidi hanya menyumbang NPL kisaran 1 %. Untuk NPL yang timbul umumnya masalah timbul dari perencanaan cashflow pengembang yang tidak tepat. “Tahun depan targetnya NPL dapat di bawah 2%,” tutup Maryono. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BTN targetkan NPL 2018 di bawah 2%
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berupaya untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Tercatat hingga kuartal III-2017 NPL BTN ada di level 3,07%. Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, untuk menekan NPL ada tiga strategi yang dilakukan BTN. Yaitu, bagaimana antisipasi sebelum menjadi NPL, pengelolaan yang sudah menjadi NPL dan penyelesaian NPL yang sudah tidak bisa dibantu lagi. “Tapi yang paling penting adalah antisipasi sebelum menjadi NPL seperti mengingatkan nasabah dengan cara apa saja. Menganalisa kolektabilitasnya. Akhir tahun NPL dapat di bawah 2,8%,” ujar Maryono, Minggu (24/12). Maryono menjelaskan, pihaknya sudah melakukan restrukturisasi seperti pelelangan, penjualan hingga likuidasi guna perbaiki NPL. “Pembinaan dan penagihan hampir sama banyak kita sudah lakukan, karena kebanyakan KPR dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah,” jelas Maryono. Untuk KPR subsidi hanya menyumbang NPL kisaran 1 %. Untuk NPL yang timbul umumnya masalah timbul dari perencanaan cashflow pengembang yang tidak tepat. “Tahun depan targetnya NPL dapat di bawah 2%,” tutup Maryono. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News