BTN akan tekan kredit macet sampai 4%



JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk berkomitmen untuk memangkas rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di akhir tahun. Sekretaris Perusahaan BTN, Eko Waluyo mengungkapkan, perseroan menargetkan penurunan NPL hingga berada di bawah level 4%, pada akhir tahun nanti.

Untuk meraih target tersebut, bank dengan kode saham BBTN telah membentuk dua unit kerja, yaitu consumer collection & remedial division (CCRD) dan juga asset management division (AMD). Menurut Eko, perbaikan kualitas kredit menjadi salah satu fokus utama manajemen.

"Meski sangat menantang, proses penyelesaian aset kredit bermasalah mengalami kemajuan yang sangat baik. Dengan membentuk dua unit kerja yang khusus menangani NPL, kami optimis kualitas kredit di BTN akan terus membaik. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami mampu mendapatkan recovery aset NPL rata-rata 130% dari nilai agunan," kata Eko melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Senin (13/10).


Eko menjelaskan, unit kerja CCRD bertanggung jawab atas pengelolaan kualitas seluruh kredit konsumer dengan umur tunggakan kurang dari 360 hari. Perbaikan kualitas kredit oleh CCRD dilakukan melalui penagihan dan restrukturisasi. 

Adapun unit AMD bertugas untuk menangani kredit consumer dengan tunggakan lebih dari 360 hari serta seluruh kredit komersial yang sudah tidak lagi dapat ditangani dengan penagihan dan restrukturisasi. AMD akan melakukan penjualan agunan terhadap kredit-kredit ini.

Eko menjelaskan, NPL BTN dari segmen kredit consumer berasal dari KPR Subsidi dengan skema Interest Only Baloon Payment (IOBP) yang disalurkan pada periode 2007-2010. Hingga Semester I-2014 total outstanding KPR IOBP mencapai Rp 7,5 triliun dengan NPL sekitar 10%. 

Sementara itu, dari segmen kredit komersial, NPL terbesar datang dari KUR dan kredit-kredit KUKM lainnya, yang terjadi akibat perlambatan ekonomi dan penundaan beberapa proyek perumahan. Lebih dari 88% kredit BTN dijamin oleh rumah dan tanah yang nilainya terus meningkat setiap tahun. 

"Dari sisi jaminan kredit, kami tidak khawatir karena harga tanah akan terus meningkat. Perbandingan nilai agunan dan kredit yang ada di BTN saat ini rata-rata adalah 195%. Kami optimis recovery aset NPL ini akan tinggi dan menguntungkan bagi Bank BTN," jelas Eko. 

Lebih lanjut Eko menambahkan, risiko kredit KPR subsidi saat ini sudah dimitigasi. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, BTN telah menjalankan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Pada Semester I/2014 outstanding KPR FLPP sebesar Rp 18,8 triliun dengan NPL yang sangat baik, yaitu 1,5%.

Eko bilang, perbaikan kualitas kredit BTN selama ini dilakukan melalui kegiatan penagihan, restrukturisasi kredit dan penjualan agunan. "Kami tidak melakukan penghapusbukuan atau write off kredit untuk memperbaiki NPL," ucapnya. 

Dengan membaiknya kualitas kredit, Eko berharap kinerja bisnis perseroan sampai akhir tahun akan semakin solid. Berdasarkan kinerja Bank BTN per Juni 2014, kredit Bank BTN tumbuh 16,61% menjadi Rp 106,58 triliun dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar 14,3% mencapai Rp 135,62 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia