BTN Targetkan Pembiayaan ESG Mencapai Rp 25 Triliun di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melihat peluang pertumbuhan pembiayaan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atawa environmental, social and corporate governance (ESG) akan semakin besar. Pasalnya, perhatian publik dapat penerapan ESG juga terus bertambah.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BTN mengatakan, peluang terbesar pembiayaan ESG bagi BTN adalah pada sektor perumahan, baik dari sisi suplai dan demand, serta pengembangan seluruh ekosistem perumahan yang berkelanjutan.

"Di samping itu, BTN berpeluang untuk terus mengembangkan pembiayaan untuk mendukung perumahan yang ramah lingkungan, di samping penyaluran pembiayaan ke perusahaan yang bersertifikat green," kata Haru pada Kontan.co.id, Rabu (2/2).


Tahun ini, BTN menargetkan pembiayaan terkait ESG mencapai sekitar Rp 25 triliun. Itu terdiri dari  KPR Subsidi dalam rangka mendukung kesejahteraan sosial dan peningkatan ekonomi, serta pembiayaan lainnya antara lain  seperti perumahan dengan penggunaan energi solar cell dan perumahan hemat energi, kredit kepada perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi green proyek transit oriented development dan UMKM.

Baca Juga: Luncurkan Layanan PLUS, BTN Targetkan Dana Kelolaan Nasabah Tajir Rp 45,9 Triliun

 
BBTN Chart by TradingView

Adapun pada tahun 2021, pembiayaan terkait ESG di BTN masih didominasi oleh KPR subsidi. BTN telah menyalurkan KPR Subsidi sebesar Rp 18,4 triliun dan juga  telah menyalurkan berbagai kredit kepada sektor UMKM sebanyak lebih dari Rp 2 triliun dan kredit komersial untuk mendukung keuangan berkelanjutan.

Selain dalam pembiayaan, BTN juga menerapkan ESG dalam operasional perseroan.  Itu tercermin dari salah satu misi BTN yakni mempedulikan kepentingan masyarakat sosial dan lingkungan secara berkelanjutan.

BTN juga telah menyusun BTN RAMAH, sebuah program untuk mendukung core bisnis BTN untuk memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. 

"Dengan program ini, BTN akan terus memberikan awareness bagi pengembang/developer mengenai konsep penghijauan perumahan dan struktur bangunan dengan material ramah lingkungan serta  menyusun kebijakan internal untuk melakukan pembiayaan bangunan yang ramah lingkungan dan didukung oleh digitalisasi." pungkas Haru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari