JAKARTA. Bank pelaksana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 2%. Pasalnya, kredit bermasalah untuk rumah tipe di bawah 21 meter akan mengalami kenaikkan, akibat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. Mansyur Nasution, Direktur KPR Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan, pihaknya akan melakukan penagihan secara rutin kepada debitur untuk menjaga risiko kredit. Saat ini, BTN memiliki rasio NPL FLPP sebesar 1,3%. “Kami akan menjaga NPL di FLPP tidak lebih dari 2%,” kata Nelson, Selasa (13/1). Menurutnya, debitur-debitur baru pada kredit rumah memiliki risiko yang tinggi. Misalnya, pada enam bulan pertama adalah masa paling berat untuk mengatur keuangan, kemudian bank akan memberikan waktu 18 bulan untuk debitur mengatur cicilannya. “Setelah 2 tahun debitur akan semakin lancar melakukan cicilan,” tambahnya.
BTN tekan kredit bermasalah KPR bersubsidi
JAKARTA. Bank pelaksana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 2%. Pasalnya, kredit bermasalah untuk rumah tipe di bawah 21 meter akan mengalami kenaikkan, akibat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. Mansyur Nasution, Direktur KPR Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan, pihaknya akan melakukan penagihan secara rutin kepada debitur untuk menjaga risiko kredit. Saat ini, BTN memiliki rasio NPL FLPP sebesar 1,3%. “Kami akan menjaga NPL di FLPP tidak lebih dari 2%,” kata Nelson, Selasa (13/1). Menurutnya, debitur-debitur baru pada kredit rumah memiliki risiko yang tinggi. Misalnya, pada enam bulan pertama adalah masa paling berat untuk mengatur keuangan, kemudian bank akan memberikan waktu 18 bulan untuk debitur mengatur cicilannya. “Setelah 2 tahun debitur akan semakin lancar melakukan cicilan,” tambahnya.