BTPN dan CMNP jadi penghuni baru emiten teraktif



JAKARTA. Dua emiten menjadi penghuni baru dalam daftar 20 emiten teraktif berdasarkan nilai perdagangan. Kedua emiten ini adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang Januari-Februari 2015, saham BTPN ditransaksikan sebanyak 1,09 miliar saham. Total nilai transaksi mencapai Rp 6,23 triliun. BTPN ada di peringkat 10 sebagai emiten dengan total nilai perdagangan terbesar. 

Kemudian, ada CMNP yang ditransaksikan sebanyak 1,26 miliar saham sebanyak 5.001 kali sepanjang dua bulan pertama 2015. Total nilai transaksi saham operator tol ini mencapai Rp 3,67 triliun. CMNP ada di posisi 20 emiten dengan total nilai transaksi terbesar.


Di saat yang sama, dua emiten terlempar keluar. Kedua emiten itu adalah PT Trada Maritime Tbk (TRAM) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Di bulan Januari 2015, dua emiten ini masing-masing masih ada di posisi 17 dan 20 sebagai emiten teraktif berdasarkan nilai transaksi.

Sekedar mengingatkan, pada 18 Februari 2015, telah terjadi transaksi tutup sendiri atas saham BTPN senilai Rp 5,9 triliun pada 18 Februari 2015. Pada saat itu, transaksi dilakukan oleh TPG Nusantara S.a.r.l kepada Summit Global Capital Management B.V (SGCM). 

Pada hari yang sama, juga ada transaksi jual beli saham CMNP di pasar negosiasi sebesar Rp 3,4 triliun. Belakangan diketahui, PT Pilar Indah Investama menjadi pemegang saham baru sekaligus mayoritas saham CMNP. 

Pilar mengempit 1,01 miliar saham CMNP atau setara dengan 46,24%. Namun, belum diketahui siapa saja pihak yang menjual saham CMNP itu. 

Berikut 20 emiten dengan nilai transaksi terbesar sepanjang Januari-Februari 2015:

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): Rp 16,19 triliun 2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 12,21 triliun 3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM): Rp 11,67 triliun 4. PT Astra International Tbk (ASII); Rp 11,45 triliun 5. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF): Rp 10,74 triliun 6. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS): Rp 8,12 triliun 7. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 7,21 triliun 8. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 6,84 triliun 9. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR): Rp 6,29 triliun 10. BTPN: Rp 6,23 triliun 11. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA): Rp 6,15 triliun 12. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): Rp 4.71 triliun 13. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON): Rp 4,59 triliun 14. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR): Rp 4,56 triliun 15. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE): Rp 4,44 triliun 16. PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP): Rp 4,24 triliun 17. PT Waskita Karya Tbk (WSKT): Rp 4,16 triliun 18. PT Adhi Karya Tbk (ADHI): Rp 3,91 triliun 19. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP): Rp 3,8 triliun 20. CMNP: Rp 3,67 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan