Pinang (Areca catechu) sudah lama dikenal bisa menjadi obat alternatif atau herbal yang berkhasiat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Tak heran, banyak pembudidaya tanaman sejenis kelapa ini. Salah satunya Abu Umar pemilik UD Mitra Sukses Sejati asal Cilegon, Banten. Ia mengatakan, permintaan buah pinang sangat tinggi. Menurut Umar, sejak tahun 1990-an, budidaya buah pinang memang sudah ramai. Dirinya, berkesempatan untuk memulai budidaya pinang sejak tahun 2000. Hingga sekarang, ia hanya menjual pinang untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Permintaan paling banyak berasal dari Jakarta dan Bekasi. Meskipun, Umar sejatinya tahun persis bahwa permintaan dari beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura juga cukup tinggi. Hanya, urusan ekspor harus berurusan birokrasi yang cukup sulit, ia pun memutuskan menjual pinang hasil budidaya kebunnya di dalam negeri saja. Jenis pinang yang ia jual adalah pinang merah. Dari satu jenis itu, dia bisa menghasilkan tiga varian pinang untuk diperjual belikan. Varian pertama yang paling banyak diminati yakni pinang kering iris koin. Harga untuk varian ini Rp 21.000 per kilogram. Sementara, varian lainnya hanya diproduksi jika ada permintaan, mengingat harganya yang murah seperti pinang utuh atau biji yang dijual seharga Rp 7.000 per kg dan pinang belah berkisar Rp 14.000-Rp 15.000 per kg. Umar menceritakan, budidaya pinang tumbuh di atas lahan seluas 20 hektare (ha). Buah pinang baru itu bisa dipanen setelah tiga tahun masa tanam. Namun, Umar memilih strategi menanam dengan sistem bergulir. Dengan begitu, Umar bisa memanen pinang sebanyak tiga kali dalam sebulan. Dalam sekali panen, ia bisa mendapat hasil minimal 20 ton. Bahkan, hasilnya bisa berlebih hingga total 100 ton sebulan. Dari jenis pinang, iris koin sangat produktif berbuah. Total dari hasil penjualan pinang , Umar mengaku bisa meraup omzet Rp 400 juta sebulan. Dari jumlah itu, laba bersih yang ia raih 5% - 10%. Untuk memulai bisnis ini, Umar menyarankan agar pebisnis tak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan modal. Jika modal yang dikeluarkan kecil, susah mendapat untung yang banyak dari bisnis jual-beli pinang ini. Selain itu, sasaran pasar buah pinang juga harus dicari dulu, apakah pasar dalam negeri atau luar negeri. Pelaku bisnis lainnya adalah UD Mekar Yaero Lestari. Theresia Yani, Marketing UD Mekar Yaero Lestari mengungkapkan bisnis buah pinang cukup menjanjikan.Namun, Mekar tidak langsung menanam buah pinang. Mekar Yaero membeli buah pinang dari petani yang kemudian akan dijual kembali ke pelanggannya. Kebanyakan buah pinang diambil dari Lampung. "Pinang dari Sumatra lebih baik kualitasnya," ujar dia. Agar hasil maksimal, petani mendapatkan pelatihan soal buah pinang dari Mekar Yaero. Yani bilang, pelanggannya banyak berasal dari Papua dan Manado. Dalam sebulan, Mekar Yaero bisa menjual 500 kilogram buah pinang, dengan omzet mencapai sekitar Rp 5 juta per bulan. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Buah pinang: Pasar luar negeri pun berminat (1)
Pinang (Areca catechu) sudah lama dikenal bisa menjadi obat alternatif atau herbal yang berkhasiat, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Tak heran, banyak pembudidaya tanaman sejenis kelapa ini. Salah satunya Abu Umar pemilik UD Mitra Sukses Sejati asal Cilegon, Banten. Ia mengatakan, permintaan buah pinang sangat tinggi. Menurut Umar, sejak tahun 1990-an, budidaya buah pinang memang sudah ramai. Dirinya, berkesempatan untuk memulai budidaya pinang sejak tahun 2000. Hingga sekarang, ia hanya menjual pinang untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Permintaan paling banyak berasal dari Jakarta dan Bekasi. Meskipun, Umar sejatinya tahun persis bahwa permintaan dari beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura juga cukup tinggi. Hanya, urusan ekspor harus berurusan birokrasi yang cukup sulit, ia pun memutuskan menjual pinang hasil budidaya kebunnya di dalam negeri saja. Jenis pinang yang ia jual adalah pinang merah. Dari satu jenis itu, dia bisa menghasilkan tiga varian pinang untuk diperjual belikan. Varian pertama yang paling banyak diminati yakni pinang kering iris koin. Harga untuk varian ini Rp 21.000 per kilogram. Sementara, varian lainnya hanya diproduksi jika ada permintaan, mengingat harganya yang murah seperti pinang utuh atau biji yang dijual seharga Rp 7.000 per kg dan pinang belah berkisar Rp 14.000-Rp 15.000 per kg. Umar menceritakan, budidaya pinang tumbuh di atas lahan seluas 20 hektare (ha). Buah pinang baru itu bisa dipanen setelah tiga tahun masa tanam. Namun, Umar memilih strategi menanam dengan sistem bergulir. Dengan begitu, Umar bisa memanen pinang sebanyak tiga kali dalam sebulan. Dalam sekali panen, ia bisa mendapat hasil minimal 20 ton. Bahkan, hasilnya bisa berlebih hingga total 100 ton sebulan. Dari jenis pinang, iris koin sangat produktif berbuah. Total dari hasil penjualan pinang , Umar mengaku bisa meraup omzet Rp 400 juta sebulan. Dari jumlah itu, laba bersih yang ia raih 5% - 10%. Untuk memulai bisnis ini, Umar menyarankan agar pebisnis tak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan modal. Jika modal yang dikeluarkan kecil, susah mendapat untung yang banyak dari bisnis jual-beli pinang ini. Selain itu, sasaran pasar buah pinang juga harus dicari dulu, apakah pasar dalam negeri atau luar negeri. Pelaku bisnis lainnya adalah UD Mekar Yaero Lestari. Theresia Yani, Marketing UD Mekar Yaero Lestari mengungkapkan bisnis buah pinang cukup menjanjikan.Namun, Mekar tidak langsung menanam buah pinang. Mekar Yaero membeli buah pinang dari petani yang kemudian akan dijual kembali ke pelanggannya. Kebanyakan buah pinang diambil dari Lampung. "Pinang dari Sumatra lebih baik kualitasnya," ujar dia. Agar hasil maksimal, petani mendapatkan pelatihan soal buah pinang dari Mekar Yaero. Yani bilang, pelanggannya banyak berasal dari Papua dan Manado. Dalam sebulan, Mekar Yaero bisa menjual 500 kilogram buah pinang, dengan omzet mencapai sekitar Rp 5 juta per bulan. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News