Buana Finance Raih 40% dari Target Pembiayaan di Semester I



JAKARTA. Demi menggenjot target penyaluran kredit, PT Buana Finance Tbk. akan fokus pada usaha pembiayaan konsumen. Sepanjang semester I 2009, Buana baru memenuhi 40% dari target pembiayaan tahun ini yang sebesar Rp 800 miliar.

Direktur Buana Finance Herman Lesmana mengungkapkan, awal tahun lalu Buana Finance menargetkan pembiayaan hingga Rp 1 triliun. Namun karena imbas krisis global masih terasa, target pembiayaan direvisi menjadi Rp 800 miliar. Herman optimistis, target yang baru itu bisa tercapai. "Kalau Rp 1 triliun memang sulit," kata Herman, Senin (27/7).

Herman menuturkan, Buana Finance memilih sektor konsumsi karena sektor itu dinilai lebih cepat pulih dibandingkan sektor riil. "Industri sektor riil memang mulai menggeliat, tapi belum pulih benar," ujarnya.


Selama ini, Buana Finance banyak mengucurkan pembiayaan untuk leasing alat berat. Cuma, bisnis ini sangat tergantung pada perkembangan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara yang belum bangkit sepenuhnya. "Jadi kami akan lebih serius menggarap pembiayaan konsumsi seperti pembiayaan mobil," tandasnya.

Herman mengungkapkan, Buana Finance menemukan celah pasar yang lumayan menggiurkan dari pembiayaan mobil bekas.

Sekitar 40% pembiayaan konsumsi Buana Finance mengalir untuk pembelian mobil bekas. "Sekarang banyak mobil baru bermunculan dengan harga semakin mahal. Hal ini akan mendorong kenaikan harga mobil bekas," papar Herman.

Buana Finance menyalurkan pembiayaan mobil bekas terutama ke kota-kota di luar Pulau Jawa, seperti Jambi, Palembang, Lampung, Medan, Pontianak, dan Palangkaraya. Herman bilang, bunga kredit yang ditawarkan Buana Finance berkisar antara 8% hingga 11% per tahun.

Adapun kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Buana Finance per akhir semester I masih di bawah 1%. Angka itu terbilang mini dibandingkan NPL di periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4%. Namun demikian, Buana Finance merasakan perlu menyiapkan pencadangan piutang ragu-ragu karena kondisi ekonomi makro yang belum menentu bisa mengerek kredit macet.

Biasanya, Buana Finance hanya mencadangkan piutang ragu-ragu sebesar 2,5% dari target pembiayaan alat berat dan 3% dari target pembiayaan konsumsi. "Kali ini kami mungkin akan tambah 0,5% hingga 1%," ujar Herman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie