JAKARTA. Kocek PT Buana Finance bertambah tebal. Sepanjang Januari-September 2010, Buana Finance membukukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 958,6 miliar atau naik dua kali lipat lebih dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 458 miliar.Direktur Utama Buana Finance Soetadi Limin mengungkapkan, membaiknya kondisi likuiditas perbankan menjadi salah satu faktor yang mendongkrak pertumbuhan perusahaan. Di satu sisi, biaya pendanaan menjadi lebih rendah, sehingga berdampak pada perbaikan net interest margin. Di sisi lain, pengelolaan likuiditas dapat dilakukan lebih efisien karena ketersediaan opsi pembiayaan dari perbankan menjadi lebih terjamin. “Walaupun, kebutuhan pendanaan meningkat karena tingginya pertumbuhan penyaluran pembiayaan (booking baru), tapi terjadi penghematan beban keuangan sebesar Rp 20 miliar,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (28/10).Alhasil, laba bersih perusahaan terdongkrak sebanyak 46% dari Rp 27,06 miliar menjadi Rp 39,64 miliar per kuartal ketiga tahun ini. Tidak hanya itu, pertumbuhan progresif perusahaan juga telah mendorong peningkatan aset perusahaan menjadi di atas 12%, setelah sempat turun di 2009 lalu. Menengok kondisi tersebut, Soetadi mengaku optimistis, target penyaluran pembiayaan yang dipatok perusahaan sepanjang tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun bakal tercapai. “Dan, kami masih dapat menjaga dan mempertahankan pertumbuhan laba bersih perusahaan," imbuh Soetadi.Asal tahu saja, saat ini, total aset Buana Finance mencapai Rp 1,46 triliun, ditunjang dengan ekuitas sebesar Rp 914 miliar. Porsi pembiayaan sewa guna usaha masih mendominasi portofolio bisnis perusahaan sebanyak 70%, sedangkan sisanya 30% mengandalkan pembiayaan konsumen (roda empat), dan factoring. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Buana Finance raup laba bersih Rp 39,64 miliar
JAKARTA. Kocek PT Buana Finance bertambah tebal. Sepanjang Januari-September 2010, Buana Finance membukukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 958,6 miliar atau naik dua kali lipat lebih dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 458 miliar.Direktur Utama Buana Finance Soetadi Limin mengungkapkan, membaiknya kondisi likuiditas perbankan menjadi salah satu faktor yang mendongkrak pertumbuhan perusahaan. Di satu sisi, biaya pendanaan menjadi lebih rendah, sehingga berdampak pada perbaikan net interest margin. Di sisi lain, pengelolaan likuiditas dapat dilakukan lebih efisien karena ketersediaan opsi pembiayaan dari perbankan menjadi lebih terjamin. “Walaupun, kebutuhan pendanaan meningkat karena tingginya pertumbuhan penyaluran pembiayaan (booking baru), tapi terjadi penghematan beban keuangan sebesar Rp 20 miliar,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (28/10).Alhasil, laba bersih perusahaan terdongkrak sebanyak 46% dari Rp 27,06 miliar menjadi Rp 39,64 miliar per kuartal ketiga tahun ini. Tidak hanya itu, pertumbuhan progresif perusahaan juga telah mendorong peningkatan aset perusahaan menjadi di atas 12%, setelah sempat turun di 2009 lalu. Menengok kondisi tersebut, Soetadi mengaku optimistis, target penyaluran pembiayaan yang dipatok perusahaan sepanjang tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun bakal tercapai. “Dan, kami masih dapat menjaga dan mempertahankan pertumbuhan laba bersih perusahaan," imbuh Soetadi.Asal tahu saja, saat ini, total aset Buana Finance mencapai Rp 1,46 triliun, ditunjang dengan ekuitas sebesar Rp 914 miliar. Porsi pembiayaan sewa guna usaha masih mendominasi portofolio bisnis perusahaan sebanyak 70%, sedangkan sisanya 30% mengandalkan pembiayaan konsumen (roda empat), dan factoring. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News