Buana Finance salurkan kredit Rp 800 miliar



JAKARTA. Meski permintaan alat berat melesu, namun PT Buana Finance Tbk masih yakin, target penyaluran kredit masih sesuai harapan. Setidaknya sampai pertengahan tahun ini, kucuran kredit Buana Finance masih bisa memenuhi target.

Perusahaan pembiayaan ini menargetkan penyaluran kredit sebanyak Rp 1,5 triliun hingga pertengahan tahun ini. Nilai ini naik 7% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, Rp 1,4 triliun

"Sampai pertengahan tahun saya yakin setidaknya bisa separuh dari target tahunan kita," ujar Herman Lesmana, Direktur Buana Finance, kemarin (2/6).


Sampai kuartal I 2014 lalu, realisasi penyaluran kredit Buana Finance baru sebesar Rp 578 miliar atau 38,5% dari target kredit semester pertama. Namun, permintaan kredit alat berat mulai merangkak naik di kuartal II 2014.

Sektor alat berat akan banyak berkontribusi terhadap pendapatan Buana Finance. Kata Herman, sampai April 2014, penyaluran kredit Buana Finance sudah sekitar Rp 800 miliar," kata Herman. Ini berarti, hingga medio tahun ini, Buana Finance harus mengejar target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 700 miliar.

Jika dilihat dari tren tahunan, permintaan alat berat akan membaik di kuartal kedua. Dari sektor pertambangan, misalnya, kondisi cuaca yang relatif membaik bakal mendorong kinerja perusahaan pertambangan yang berbuntut kepada kenaikan kebutuhan alat berat.

Sementara, di sektor konstruksi, permintaan alat berat baru mulai kelihatan pada pertengahan tahun. Pada semester kedua, proyek swasta dan pemerintah perlahan mulai terealisasi.

Sampai saat ini, segmen konstruksi menyumbang 26% dari total penyaluran kredit alat berat Buana. Disusul industri pengangkutan barang dan perkebunan masing-masing sekitar 20% dan 17%. Sementara, porsi alat berat pertambangan hanya menyumbang 15%.

Melihat pasar alat berat di sektor pertambangan yang semakin menipis, membuat Buana Finance berniat untuk diversifikasi pasar. Perusahaan ini akan memperbesar pasar yang permintaan alat beratnya cukup bagus.

Ambil contoh, industri infrastruktur, perkebunan dan kehutanan. "Kami fokus ke konstruksi tahun ini karena pertumbuhan infrastruktur sepertinya masih cerah," ungkap Herman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie