Buana Lintas Lautan rights issue dengan target dana minimal Rp 134 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) mengumumkan rencana penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam penawaran umum terbatas (PUT) II ini, BULL akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,51 miliar saham biasa Seri B dengan nominal Rp 100 per saham.

Jumlah tersebut setarang dengan 33% modal ditempatkan dan disetor penuh, setelah pelaksanaan Waran Seri II. "Harga pelaksanaan Rp 140 per saham sehingga seluruhnya berjumlah Rp 351,86 miliar," ungkap BULL dalam pengumuman rights issue pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/6).

Bagi pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya, akan mengalami penurunan presentasi kepemilikan (dilusi) maksimal 33%. Sedangkan dilusi maksimal bakal mencapai 40% setelah pelaksanaan Waran Seri II, kecuali PT Geo Link Indonesia dan PT Mentari Bersahabat Indonesia, dan setelah PUT II dan pelaksanaan seluruh Waran Seri III.


Tidak semua pemegang saham lama akan mengeksekusi hak dalam rights issue ini. BULL menyebut, PT TEsco International Capital sebagai pemegang saham utama, dan PT Danataman Makmur Sekuritas yang juga menjadi pemegang saham BULL, tidak akan melaksanakan haknya.

Tapi, Danataman Makmur bertindak sebagai pembeli siaga pada aksi korporasi ini.. "Pembeli saiaga akan ambil bagian sebanyak-banyaknya 960 juta saham dengan harga Rp 140 sehingga seluruhnya berjumlah Rp 134,40 miliar," ungkap BULL. Pembeli siaga akan membayar penuh secara tunai selambat-lambatnya 6 Juli 2018.

Buana Lintas Lautan akan menggunakan dana hasil rights issue ini untuk beberapa alokasi. Pertama, sekitar Rp 134,40 miliar akan dialokasikan untuk modal kerja, meliputi pembayaran kepada pemasok dalam rangka operasional kapal, seperti pemeliharaan kapal, serta untuk menutupi beban umum dan administrasi.

Prioritas kedua, jika BULL menerima dana lebih dari Rp 134,4 miliar di luar kesepakatan dengan pembeli siaga di atas, maka setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan alokasi modal kerja naik menjadi Rp 140 miliar. BULL juga akan mengalokasikan sisa dana PUT II untuk membeli kapal secara langsung maupun tidak langsung. Nantinya, itu akan dilakukan oleh perusahaan anak yang akan ditunjuk kemudian.

BULL menambahkan, pembelian kapal baru oleh akan dilakukan dalam rangka ekspansi usaha. Namun, apabila dana dari PUT II tidak mencukupi pembelian kapal, maka sisa kebutuhan untuk modal kerja atau pembelian kapal, akan dibiayai dari kombinasi hasil usaha operasional maupun pembiayaan dari pihak ketiga.

Sepanjang 2016, saham BULL terkena dua kali suspensi. Pertama pada 31 Maret, BEI menjatuhkan suspensi kepada BULL lantaran belum disampaikannya laporan keuangan audit konsolidasian per 2015. Suspensi tersebut baru dicabut pada 22 Juli 2016.

Untuk suspensi kedua, terjadi pada 29 Septermber 2016 karena belum menyampaikan laporan keuangan interim per 31 Maret 2017 dan Laporan Keuangan Interim per 30 Juni 2016. Suspensi baru dicabut per 23 Desember 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati