Buang sampah lewat Angkuts saja!



KONTAN.CO.ID - Sampah dan pemulung menjadi masalah hampir di semua daerah di Tanah Air. Untuk sampah kerap kali tidak terangkut atau terkelola dengan baik. Begitu pula dengan para pemulung yang ada di hampir di setiap daerah yang kerap tidak terorganisasi. Padahal, para pemulung ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengelola sampah di sejumlah daerah.

Tidak terkecuali di Pontianak, Kalimantan Barat. Di salah satu kota terbesar di Kalimantan tersebut, sampah rumah tangga dan lainnya kerap menumpuk di lingkungan perumahan dan beberapa titik jalanan. Ditambah lagi, kurangnya sumber daya manusia untuk membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Melihat keadaan tersebut, Angkuts, usaha rintisan M Hafiz Waliyuddin mencoba memberikan  solusi dengan memberikan layanan untuk menyelesaikan permasalah yang kerap terjadi di perkotaan tersebut. Melalui layanan angkut sampah, para pemilik rumah tidak perlu lagi khawatir akan sampah-sampah yang kerap kali menumpuk, karena belum diangkut oleh para petugas sampah atau memang belum terjangkau angkutan sampah.


Maklum, dengan layanan start up tersebut, para tenaga pengambil sampah yang sudah terhubung dengan Angkuts akan mengambil sampah rumah tangga secara rutin untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Ini untuk sampah rumahtangga kategori anorganik, seperti botol plastik, air mineral gelas, kertas, koran, kardus atau kaleng aluminium.

Sedangkan, untuk sampah organik, seperti sampah rumahtangga bekas masak dan sejenisnya bisa diberikan kepada komunitas pengelola sampah organik di kota setempat yang sudah menjalin kerjasama dengan Angkuts.

Usaha rintisan ini memang sudah menjalin kerjasama dengan rumah pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak untuk pengelolaan sampah organik. Nantinya, sampah-sampah tersebut bakal dijadikan pupuk dan produk lainnya. Sedangkan untuk anorganik, salah satunya sampah botol plastik,  dapat langsung dijual kepada pengepul oleh pengambil sampah.

Layanan ini tidak hanya dapat digunakan oleh para perorangan saja, tapi juga  kalangan perusahaan. Seperti  pengelola perkantoran, hotel, atau restoran bisa memakai jasa pengepul sampah tersebut. Bila sudah menjalin kerjasama, Angkuts akan mengambil sampah perusahaan tersebut sesuai dengan jadwal yang dibuat.

Asal tahu saja, jasa angkut sampah ini mematok tarif Rp 40.000 per bulan per satu keluarga dengan maksimal keluarga terdiri dari empat anggota.  Bila ada penambahan satu kepala dikenakan biaya tambahan sekitar Rp 5.000 per kepala. Untuk pelanggan korporasi dikenakan biaya sesuai dengan besaran volume sampah yang diangkut.  

Laki-laki berusia 24 tahun ini mengaku turut membantu Pemerintah Kota Pontianak untuk menanggulangi masalah sampah. Dalam sehari total sampah yang dibawa dari rumah dan perkantoran ke TPS sekitar satu ton. Nilai tersebut hanya sekitar 0,25% dari total sampah per hari yang mencapai 400 ton.

Ia akui  bila hasil Angkuts belum optimal. "Meskipun belum signifikan, melalui layanan ini kami bisa ikut menjaga kebersihan kota dan membantu mengantarkan sampah ke TPS. Karena pemerintah tidak punya anggaran untuk itu," katanya pada KONTAN, Sabtu (29/9).

Supaya layanan ini berjalan lancar, Hafiz memberi imbalan bagi para pengambil sampah dan pengelola sampah yang berada di TPS 3 Kota Pontianak. Sedangkan layanan ini juga ia harapkan bisa meningkatkan pendapatan dari para pemulung.

Untuk memudahkan pekerjaan bagi para pengambil sampah, Angkuts menyediakan fasilitas kendaraan bermotor lengkap dengan gerobak untuk  tempat menampung sampah rumah tangga. Tak ketinggalan ada juga seragam sebagai identitas diri. Saat ini ada sekitar enam tenaga ambil sekaligus pengolah sampah yang bergabung.

Tertarik? Angkuts dapat diakses melalui website resmi dan aplikasi yang bisa diunduh melalui playstore. Cukup memasukkan data untuk register, member pun sudah bisa menikmati layanannya. Sampai hari ini, aplikasi usaha rintisan ini sudah diunduh hampir 5.000 kali, terhitung sejak Mei 2016 lalu. Total pelanggan yang aktif sekitar 200 anggota yang didominasi pelanggan dari korporasi.

Sebagai usaha rintisan, Hafiz terus mengembangkan layanannya. Kini dia bersama timnya tengah sibuk untuk memperbarui versi aplikasi ke tahap dua dan ketiga.

Dengan begitu, pelanggan dapat menghubungi langsung si penjemput sampah melalui aplikasi. Selain itu nantinya, ia berharap bisa mengajak masyarakat  menjadi mitra Angkuts yakni menjadi penjemput sampah dengan sistem sharing profit. Bila tidak ada kendala, awal tahun depan versi terbaru dari aplikasi Angkuts bakal selesai dan siap untuk diakses.

Aksi pengembangan aplikasi ini memang harus Angkuts lakoni untuk menarik minat calon investor yang mau menanamkan modal di start up tersebut. Hafiz mengaku dengan adanya suntikan modal akan mempercepat ekspansi perusahaan kedepannya.  

Untuk itu, dia bersama timnya juga getol melakukan edukasi melalui media sosial untuk menggiring perhatian masyarakat untuk menggunakan jasa mereka atau menjadi mitra nanti usaha rintisan tersebut. Jemput bola, atau memberikan penawaran langsung kepada korporasi juga dilakukan untuk mendapatkan konsumen korporasi.

Hafiz pun juga tengah mengusahakan untuk menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Pontianak dalam hal penanganan sampah. Lantaran layanan yang Angkuts berikan belum menjangkau seluruh areal daerah Pontianak.

Sekedar info, ide usaha rintisan ini telah digagas Hafiz sejak tahun 2014. Bersama dengan seorang rekannya Sabda Tegar Aditya, keduanya mulai mempersiapkan sistem sampai akhirnya berhasil siap operasional pada Januari 2016.  Alih-alih dilaunching, mereka memilih untuk melakukan uji pasar dan perbaikan selama lima bulan, sebelum resmi meluncur ke pasaran pada September 2016 lalu.

Saat itu ada dua layanan yang disediakan yaitu angkut sampah dan angkut barang. Sayang, layanan angkut barang harus dimatikan sejak tahun lalu dengan alasan adanya aplikasi yang mempunyai layanan sejenis. Layanan angkut barang adalah jasa jemput sampah plastik botol untuk dijual kepada para pengepul.

Yang menjadi kendala bisnisnya sampai sekarang adalah keterbatasan modal sehingga cukup sulit untuk melakukan aksi pengembangan bisnis. Maklum saja, usaha rintisan ini dibangun dengan modal Rp 15 juta dan bantuan server dari salah satu komunitas disana.

Kemudian kesulitan untuk  mengajak para pemulung bekerjasama menjadi penjemput sampah dan pengolah sampah organik. Tim pun terpaksa harus turun langsung ke lapangan untuk melakukan edukasi secara langsung dan terus-menerus.

Ke depan, Hafiz berharap layanan Angkuts dapat menginspirasi orang-orang di luar kota Pontianak untuk melakukan hal yang sama. Untuk itu, dirinya sudah siap berbagi pengetahuan agar Angkuts bisa diterapkan di kota lain selain Pontianak.  

Perlu edukasi dan lengkapi aplikasi

Pengamat start up dan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute  Heru Sutadi menyebuy, Angkuts harus bisa membuktikan diri kepada calon investor yang mau bergabung  bila usaha rintisan ini sudah dipakai oleh banyak orang.  

Persoalanya, jumlah pengguna yang saat ini  berada di angka 200 pelanggan, meskipun itu sebagian besar berasal dari perusahaan, belum terlihat seksi di mata para pemodal. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Angkuts untuk bisa memperluas pasar dan memastikan layanannya banyak dipakai konsumen.

"Sekarang kalau belum menyentuh angka 100.000 pengguna agak susah (mendapatkan investor)," katanya pada KONTAN.

Harus diakui, bila secara teori, layanan ini sejatinya bermanfaat dan menjadi solusi dalam urusan persampahan. Untuk bisa mengembangkan pasar, terutama dari sisi pengguna, ia menyarankan supaya Angkuts  untuk terus mengembangkan aplikasi tersebut. Baik itu dari sisi metode layanan, pemasaran produk, sampai memperluas layanan fitur. Tujuannya adalah agar aplikasi ini semakin sempurna dan komplit.

Langkah ini terbilang penting supaya aplikasi ini bisa diketahui secara luas oleh warga di Pontianak yang jadi cikal bakal usaha ini berlangsung. Bila sudah dikenal secara luas, maka untuk ekspansi lebih lanjut bakal semakin mudah dengan melihat dari keberhasilan yang sudah dicapai di sana. Caranya, tentu dengan edukasi dan promosi ke para target pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.